Asik

Jumat, 05 April 2013

Sejarah Singkat Perkembangan Islam di Andalusia


Peradaban Islam di Andalusia merupakan salah satu perkembangan peradaban yang paling sukses di dunia. Lebih dari tujuh setengah abad Islam berkembang dan menancapkan kekuasaannya di Andalusia.
Sebelum Islam masuk ke Spanyol, sekitar abad ke-5 Masehi, bangsa Jerman mendatangi Semenanjung Iberia. Theodoric, Raja Ostogoth, mendirikan istananya di Toledo sekitar tahun 513 M. Kemudian, pada tahun 569 M, Leovigildo, seorang raja Visigoth, menjadikan Toledo sebagai ibukota Kerajaan Visigoth Spanyol. Sejak itulah, Toledo mengalami kejayaannya yang pertama. Pada tahun 689 M., Raja Recaredo menjadikan Khatolik sebagai agama resmi di Spanyol.
Pada awal abad ke-8 Masehi, para pendatang baru berdatangan ke daratan Eropa (Spanyol). Pendatang tersebut adalah bangsa Arab yang membawa agama Islam. Sejak ekspansi Bani Umayyah Spanyol pada tahun 711 M. yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad, Spanyol menjadi bagian wilayah kekuasaan Islam (Ira M. Lapidus, 1993: 3790). Umat Islam berkuasa di Spanyol hampir delapan abad, yaitu dari tahun 711-1492 M. 
Asal – Usul Masuknya Islam Ke Andalusia
Sebelum umat Islam menguasai Andalusia wilayah yang terletak disekitar semenanjung Iberia dan membelah Benua Eropa dengan Afrika ini dikenal dengan berbagai nama. Sebelum abad ke – 5 M, wilayah ini disebut dengan Iberia (atau Les Iberes), yang diambil dari nama Bangsa Iberia (penduduk tertua diwilaya tersebut). Ketika berada dibawah kekuasan Romawi, wilayah ini dikenal dengan nama Asbania. Pada abad ke – 5 M, Andalusia dikuasai olah Bangsa Vandal yang berasal dari wilayah ini sejak itu wilayah ini disebut Vandalusia yang oleh umat Islam akhirnya disebut “ Andalusia “.
Sejak pertama kali berkembang di Andalusia sampai dengan berakhirnya kekuasaan Islam di sana, Islam telah memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini berlangsung selama hampir delapan abad (711 – 1492 M). Pada tahap awal semenjak menjadi kekuasaan Islam , Andalusia diperintah oleh wali-wali yang diangkat oleh pemerintah Bani Ummayah di Damaskus. Pada periode ini kondisi sosial politik Andalusia masih diwarnai perselisihan disebabkan karena kompleksitas etnis dan golongan. Disamping itu juga timbul gangguan dari sisa- sisa musuh Islam di Andalusia yang bertempat tinggal diwilayah-wilayah pedalaman. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdur Rahman Al – Dakhil ke Andalusia. Sebagaimana disebutkan terdahulu, Andalusia disusuki umat Islam pada zaman Khalifah Al – Walid (705 – 715 M), salah seorang Khalifah dari Bani Ummayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Andalusia, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Uatar itu terjadi di zaman khalifah Abdul Malik (685 – 705 M).
K. Ali dalam bukunya Sejarah Islam (Tarikh Pramodren) membagi peroide ini kepada dua periode yaitu periode keamiran dan periode kekhilafan. Pada periode keamiran Umayyah Andalusia dipimpin seorang puasa yang bergelar Amir (panglima atau Gubernur) yang tidak terikat dengan pemerintah pusat. Amir pertama adalah Abdul Rahman I. Setelah berhasil menyelamatkan diri dari kekejaman Al – Saffah, Abdul Rahman menempuh pengembaran ke Palestina, Mesir dan afrika Utara hingga ia tiba di Cheuta. Di wilayah ini ia mendapat bantuan dari bangsa Barbar dalam menyusun kekuatan militer. Pada masa itu Andalusia sedang dilanda permusuhan antar etnis Mudariyah dan Himyariyah.
Jika kita melihat ke belakang, sebelum mereka menakukkan Andalusia, pada masa pemerintahan Khalifah sebelum Al – Walid yaitu khalifah Abdul Malik (685 – 705 M), umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya salah satu provinsi dari dinasti Ummayah, dan yang menjadi Gubernurnya adalah Hasan Bin Nu’man Al Ghassani. Namun pada masa pemerintahan dinasti Ummayah pada khalifah Al – Walid, Gubernur di Afrika Utara tersebut digantikan kepada Musa Ibn Nushair. Pada Musa Ibn Nushair, mereka berhasil memduduki Al -Jazair dan Maroko dan daerah bekas Barbar.
Menurut sejarah sebelum Islam dapat menguasai daerah Afrika Utara ini, di daerah ini terdapat kekuatan-kekuatan dari kerajaan Romawi. Kerajaan inilah yang selalu mengajak masyarakat agar mau menentang kekuasaan Islam. Namum pemikiran mereka itu dapat di habiskan atau kekuasaan Islam kerajaan Romawi ini dapat dikalahkan oleh kekuatan Islam, sehingga wilayah Afrika Utara ini dapat dikuasai sepenuhnya dan dari daerah sinilah Islam menguasai Andalusia.
Dalam proses penaklukan Andalusia terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan kesana. Mereka adalah Tahrif Ibn Malik , Thariq Ibn Ziyad dan Musa Ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan Benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visighotoc yang berkuasa di Andalusia pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa Ibn Nushair pada tahun 711 M mengirimkan pasukan Andalusia sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziad.
Thariq Ibn Ziad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Andalusia kerana pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari bagian besar suku Barbar yang di dukung oleh Musa Ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid pasukan itu menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan mneyiapkan pasukannya, dikenal dengan Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya derah ini maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Andalusia sehingga terjadilah pertempuran di derah Bakkah yang merupakan tempat raja Roderick dikalahkan.
Dengan demikian Thariq dapat menahlukan Cordova, Granada dan Toledo. kemenangan ini memberikan peluang yang sangat besar untuk menaklukkan kewilayah yang lebih luas lagi. Atas dasar inilah akhirnya Musa Ibn Nushair turun membantu Thariq, akhirnya Musa Ibn Nushair dan Thariq bergabung dan berhasil menaklukkan wilayah-wilayah penting di Spanyol seperti Saragosa, Karmonan, Seville dan Merida.
Perluasan wilayah selanjutnya pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin abdul Aziz tahun 99 H atau 717 M. Wilayah yang ingin ditaklukkan Pyrenia dan Perancis Selatan, namun penaklukkan itu mengalami kegagalan. Al – Sammah, pimpinan pasukan mati terbunuh, kemudian diserahkan kepada Abdul Rahman, namun mereka juga mengalami kegagalan, dan akhirnya pasukan Islam mundur. Namun peperangan tetap harus dilakukan. Sehingga gelombang kedua yang dimulai permulaan abad ke – 8 kaum muslimin sudah dapat menguasai seluruh daerah Andalusia seperti wilayah Perancis Tengah dan bagian Italia, yang akhirnya kekuasaan Islam di daerah itu semakin kuat.
Andalusia berhasil di taklukan pada tahun 92H ( 711 M ) yang di pimpin oleh Thariq bin Ziyad dengan membawa 7000 pasukan yang medarat di  Shakrah Al Asad ( Jabal Thariq ) kemudian ditambah 5000 pasukan sehinga sempurnalah kemenangan umat islam yang berhasil mengalahkan raja Roderick beserta pasukan elitnya di lembah Lakkah ( Wadi Bakkah ).
Kekuasaan Islam pada masa Bani Umayyah di Andalusia dapat di bagi menjadi enam periode, yaitu: Peride Pertama (711-755 M) Kepemimpinan berada di bawah pemerintahan para wali yang di angkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Periode Kedua (755-912 M) Kepemimpinan berada di bawah pemerintahan seorang amir, tetapi tetap tunduk pada pusat pemerintahan. Periode Ketiga (912-1013 M) Andalusia di perintah oleh seorag khalifah. Khalifah besar yang pernah memerintah pada periode ini, yaitu: ‘Abd al-Rahman III, Hakam II (961-976 M) dan Hisyam II. Periode Keempat (1013-1086 M) Andalusia terpecah menjadi lebih dari 20 kerajaan kecil. Periode Kelima (1086-1248 M) terdapat dua kekuatan besar yaitu dinasti Murabhitun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahiddun (1146-1235 M).
Periode Keenam (1248-1492 M) Islam hanya berkuasa di wilayah Granada di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M ). Pemeluk Islam hidup berdampingan dengan kaum Kristen, ini disebabkan pemimpin pada waktu itu memperbolehkan umat Kristen mendirikan gereja dan membuat peradilan bagi agamanya.
Setelah mengalami berbagai kemajuan dalam berbagai bidang, umat islam mengalami masa kehancuran, Beberapa penyebab kemunduran dan kehancuran umat islam di Spanyol diantaranya konflik islam dengan Kristen, tidak adanya ideology pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan dan keterpencilan.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Yatim, Badri. 2008.  Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers.



Tidak ada komentar: