Asik

Selasa, 01 Juni 2021

Sifat-sifat Sang Kekasih Allah


A.     Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah Swt.

Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah Swt. Yang di tugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat.

Nabi

Manusia pilihan yang di beri wahyu oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pada umatnya.

Rasul

Manusia pilihan Allah Swt yang diangkat sebagai utusan untuk menyampaikan firman-firmannya kepada umat manusia agar di jadikan pedoman hidup.

“Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari dari Abi Zar r.a. bahwa Rasulullah saw ketika ditanya tentang jumlah para nabi, beliau menjawab “jumlah para nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah para rasul 315. Sementara At-Turmuzy meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a juga, menjelaskan bahwa Rasulullah saw. Menjawab,”jumlah para nabi itu itu adalah 124.000 nabi sedangkan jumlah rasul 312.”jumlah nabi yang mendapat gelar ulul azmi ada lima, yaitu : Nabi Nuh a.s,. Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan Muhammad Saw.”

Perintah beriman kepada rasul Allah Swt. terdapat dalam surah an-nisa/4:136

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Swt. dan Rasul nya (muhammad) dan kepada kitab (al-qur’an) yang di turunkan kepada Rasulnya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah Swt., malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh (Q.S an-nisa/4:136).

 

B.     Sifat Rasul-Rasul Allah Swt.

1.      Sifat Wajib

a.      As-Siddiq

As-Siddiq, yaitu rasul selalu benar. Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. Kepada bapak nya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapak nya adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat, jauhilah. Peristiwa ini diabadikan dalam Q.S. Maryam/19:41, berikut ini:

Artinya : “Dan ceritakan lah (Muhammad) kisah Ibrahim dalam kitab (Al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.”(Q.S.Maryam/19:41)

b.   Al-Amanah

Al-Amanah yaitu rasul selalu dapat di percaya.disaat kaum Nabi Nuh as.mendustakan apa yang dibawa olehnya Allah Swt. pun menegaskan bahwa Nuh as., adalah orang yang terpercaya (Amanah) sebagaimana di jelaskan dalam Q.S.asy-Syu’ara/26 106-107 berikut ini:

Artinya : “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (QS. asy-Syu’ara: 106- 107)

Dijelaskan bahwa kaum Nabi Nuh A.S mendustakan apa yang telah dibawa oleh Nabi Nuh. Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Nabi Nuh termasuk orang yang amanah atau dapat dipercaya.

 

 

 

c. At-Tabligh

Selanjutnya At-Tabligh yang berarti menyampaikan wahyu. Sebagai utusan Allah SWT, sudah pasti setiap Rasul akan menyampaikan wahyu dan tak ada satupun wahyu yang disembunyikan.

Seperti halnya Nabi Muhammad S.A.W yang menyampaikan semua ayat-ayat Al-Quran kepada umatnya dan tidak ada satupun yang disembunyikan. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits bahwasanya sayyidina Ali berkata :

Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.

Serta tertulis dalam Q.S. Al-Maidah ayat 67 yang berbunyi:

Artinya : “Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. al-Maidah: 6)

d. Al-Fatanah

Terakhir adalah Al-Fatanah, sifat ini berarti Rasul memiliki kecerdasan yang tinggi agar mampu memerangi kaum yang masih belum berada dijalan Allah SWT dan mengajak mereka untuk berada dijalan yang di ridhoi Allah SWT.

Dalam menyampaikan wahyu Allah SWT kepada umat manusia, dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan di dalam hukum-hukum Allah dapat disampaikan dan diterima dengan baik oleh umat manusia.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT. yang berbunyi: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (QS. al-An’am, 83).

            2. Sifat Mustahil

Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada  rasul. Sifat mustahil ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut.

a. Al-Kiẓẓib

Al-Kiẓẓib, yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta. Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur’ān) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’ān) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S an-Najm/53: 2-4)

b. Al-Khiānah

Al-Khiānah, yaitu mustahil rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan.

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Q.S al-An’ām/6: 106)

c. Al-Kiṭmān

Al-Kiṭmān, yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan kepada umatnya. Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (Q.S. al-An’ām/6: 50)

d. Al-Balādah

Al-Balādah yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak bisa membaca dan menulis (ummi) tetapi ia pandai. Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S alA’rāf/7: 199)

            3. Sifat Jaiz

            Sifat jāiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal sebagai mana makhluk lainnya.

Di samping rasul memiliki sifat wajib dan juga lawannya, yaitu sifat mustahil, rasul juga memiliki sifat jāiz, tentu saja sifat jāiz-nya rasul dengan sifat jaiznya Allah Swt. sangat berbeda. Allah Swt. berfirman: Artinya: “...(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa yang kamu makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.” (Q.S. al-Mu’minūn/23: 33)

Selain tersebut di atas, rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu seperti berikut.

1. Ishmaturrasūl adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah Swt. sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa pun.

 

2. Iltizamurrasūl adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah Swt. meskipun untuk menjalankan perintah Allah Swt. itu harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dari perintah Allah Swt.

C. Tugas Rasul-Rasul Allah Swt.

Para rasul dipilih oleh Allah Swt. dengan mengemban tugas yang tidak ringan. Di antara tugas-tugas rasul itu adalah sebagai berikut.

1. Menyampaikan risalah dari Allah Swt.

2. Mengajak kepada tauhid, yaitu mengajak umatnya untuk meng-esa-kan  Allah Swt. dan menjauhi perilaku musyrik (menyekutukan Allah).

3. Memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan kepada orang kafir.

4. Menunjukkan jalan yang lurus.

5. Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah.

6. Sebagai hujjah bagi manusia.

D. Hikmah Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.

Pentingnya orang Islam beriman kepada rasul bukan tanpa alasan. Di samping karena diperintahkan oleh Allah Swt., juga ada manfaat dan hikmah yang dapat diambil dari beriman kepada rasul. Di antara manfaat dan hikmah beriman kepada rasul adalah sebagai berikut.

1. Makin sempurna imannya.

2. Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya.

3. Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik.

4. Memiliki teladan dalam hidupnya.

5. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan

    ajarannya.

6. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt. untuk

    mengabdi kepadanya.

Perilaku mulia yang dicerminkan oleh orang yang beriman kepada rasul adalah seperti berikut.

1. Menjunjung tinggi risalah (ajaran Allah Swt. yang disampaikan

rasul-Nya).

2. Melaksanakan seruannya untuk beribadah hanya kepada Allah Swt.

3. Giat dan rajin bekerja mencari rezeki yang halal, sesuai dengan keahliannya. Orang-orang yang beriman kepada rasul tidak akan menjadi orang-orang yang malas bekerja, duduk berpangku tangan, tidak mau berusaha sehingga hidupnya menjadi beban orang lain. Mereka menyadari bahwa memenuhi kebutuhan diri sendiri jauh lebih terhormat daripada karena belas kasihan dan pertolongan orang lain.

4. Selalu mengingat, memahami, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.

5. Melakukan usaha-usaha agar kualitas hidupnya meningkat ke derajat yang lebih tinggi. Usaha-usaha itu, misalnya seperti berikut.

a. Memelihara dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt.

b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.

c. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Misalnya, ilmu pengetahuan tentang pertanian, perikanan, peternakan, teknologi, kedokteran, perdagangan, industri, transportasi, dan ekonomi. Ilmu-ilmu pengetahuan tersebut hendaknya digunakan sebagai bekal dalam beribadah dan usaha menyejahterakan umat manusia.

            6. Terus berdakwah agar ajaran yang dibawa rasul tidak sirna.


Tidak ada komentar: