Asik

Jumat, 15 Februari 2013

Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif

1. Mencari Pasangan (Make a Match)
    Teknik Mencari Pasangan (Make a Match) ini, dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Pada dasarnya  dalam kegiatan ini siswa mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
    Prosedur dari teknik pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa topik yang mungkin cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian.
b. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu.
c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan PERSIB berpasangan dengan kartu pemegang BANDUNG, atau pemegang kartu yang berisi nama AHMAD HERIAWAN berpasangan dengan pemegang kartu GUBERNUR JAWA BARAT.
d. Siswa dapat juga bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang berhubungan. Misalnya, pemegang kartu 4 + 4 membentuk kelompok dengan pemegang kartu 2 x 4 dan 16 : 2.

2. Bertukar Pasangan
    Teknik pembelajaran ini bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Pada teknik ini, siswa diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain.
    Prosedur dari teknik bertukar pasangan ini adalah:
a. Setiap siswa membentuk pasangan-pasangan (bisa ditunjuk langsung oleh guru atau siswa sendiri yang mencari pasangannya sebagai teknik Mencari Pasangan)
b. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh setiap pasangan siswa.
c. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan lain.
d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini kemudian saling berdiskusi dan menshare jawaban mereka.
e. Hasil diskusi yang baru didapat dari bertukar pasangan ini kemudian didiskusikan kembali oleh pasangan semula.

3. Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share)
    Teknik ini dikembangkan oleh Frank Lyman. Dalam teknik ini, dimungkinkan siswa untuk bekerja sendri dan bekerja sama dengan orang lain. Karena pada dasarnya, teknik ini berupaya mengoptimalkan partisipasi siswa. Teknik ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali  lebih banyak kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka dengan orang lain. Teknik ini bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
    Prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota/siswa.
b. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok.
c. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu.
d. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.
e. Kedua pasangan

4. Berkirim Salam dan Soal
    Dalam teknik ini, berisikan untuk melatih keterampilan dan pengetahuan siswa. Caranya, dengan meminta mereka membuat sendiri pertanyaan-pertanyaannya, mereka akan lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.
    Prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok yang lain. Guru dapat mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang tepat.
b. Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan salah seorang anggotanya yang akan menyampaikan "salam dan soal" dari kelompoknya kepada kelompok lain. (salam ini bisa berupa yel-yel atau ungkapan-ungkapan unik yang menjadi ciri khas setiap kelompok).
c. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
d. Setelah selesai, jawaban tersebut dikirimkan kembali ke kelompok asal untuk dikoreksi dan diperbandingkan satu sama lain.

5. Kepala Bernomor (Numbered Heads Together)
    Teknik yang dikembangkan oleh Russ Frank ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Teknik ini dianggap bisa meningkatkan semangat kerja sama siswa. Teknik ini juga dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
    Prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor.
b. Guru memberikan tugas/pertanyaan dan masing masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
d. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil m
empresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.

6. Kepala Bernomor Terstruktur (Structured Numbered Heads)
    Teknik ini merupakan pengembangan dari teknik Kepala Bernomor. Teknik ini sangat memudahkan dalam pembagian tugas. Memudahkan juga untuk siswa belajar melaksanakan tanggung jawab individunya sebagai anggota kelompok. Teknik ini dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
    Prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor.
b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya. Misalnya, siswa nomor 1 bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan penyelesaian soal. Siswa nomor 2 bertugas mencari penyelesaian soal. Siswa nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok.
c. Jika perlu (untuk tugas-tugas yang lebih sulit), guru juga bisa melibatkan kerja sama antar kelompok. Siswa diminta keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama siswa-siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dengan demikian, siswa-siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja mereka.
Catatan:
    Untuk memudahkan pembentukan kelompok dan rancangan tugas, teknik Kepala Bernomor ini bisa diterapkan pada kelompok-kelompok yang memang dibentuk secara permanen. Artinya, siswa diminta mengingat kelompok dan nomornya sepanjang semester. Agar ada pemerataan tanggung jawab, penugasan berdasarkan nomor bisa diubah-ubah dan diselang-selang. Misalnya, jika pada pertemuan hari ini siswa-siswa nomor 1 bertugas mengumpulkan data, maka pada pertemuan-pertemuan selanjutnya mereka bisa diminta untuk bertugas melaporkan hasil kerja sama. Begitu pula dengan siswa-siswa nomor 2, 3, dan 4.
Variasi:
    Teknik Kepala Bernomor ini juga bisa digunakan untuk mengubah komposisi kelompok dengan lebih efisien. Pada saat-saat tertentu, siswa bisa diminta keluar dari kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain. Cara ini bisa digunakan untuk mengurangi kebosanan/kejenuhan jika guru mengelompokkan siswa secara permanen.

Referensi:
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar



Baca juga:
Pengelompokkan Bentuk Pemerintahan menurut Aristoteles dan Polybius
Conto Téks Panumbu Catur dina Acara Ngadeuheuskeun Pramuka di Sakola dina Raraga Ningkatkeun Kualitas Pendidikan
Lalampahan ka Lingkung Seni Singa Depok Budaya Mekar dina Kagiatan Saba Budaya
Percobaan Konsep Fisika dalam Permainan Anak-anak
Download Kumpulan Soal dan Pembahasan UN Fisika SMA IPA    

Tidak ada komentar: