Asik

Sabtu, 15 Oktober 2022

Hakikat Manusia dan Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia Makalah Landasan Pendidikan Mata Kuliah Landasan Pendidikan

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

     Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi diantara ciptaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan.

     Karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal dan pikiran, maka manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kehidupannya demi memuaskan rasa keingintahuannya. Melalui pendidikan, keberadaan sifat dan hakikat manusia menarik untuk dipelajari dan digali dari berbagai macam sudut pandang disiplin ilmu. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk menjadi manusia seutuhnya. Manusia siapapun, sebagai apapun, dimana dan kapan pun berada, berhak atas pendidikan agar dikemudian hari manusia dapat menemukan jati dirinya sebagai manusia.

     Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi manusia yang mempunyai nilai tri-kompentensi dasar, yaitu: intelektualitas, humanitas, dan religiusitas. Karena itu pendidikan merupakan agen of change untuk mengubah diri sendiri dan masyarakat sekitar. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya.

B.     Rumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya:

1.      Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia ?

2.      Apa saja sifat hakikat manusia ?

3.      Apa saja dimensi manusia sebagai bagian dalam pendidikan ?

4.      Apa saja pengembangan dimensi hakikat manusia ?

5.      Mengapa pendidikan itu penting bagi manusia ?

C.    Tujuan Penulisan

      Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya:

1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hakikat manusia.

2.      Untuk mengetahui apa saja sifat hakikat manusia.

3.      Untuk mengetahui apa saja dimensi manusia sebagai bagian dalam pendidikan.

4.      Untuk mengetahui apa saja pengembangan dimensi hakikat manusia.

5.      Untuk mengetahui pentingnya pendidikan bagi manusia.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Hakikat Manusia

      J.D. Butler (1968), mengatakan bahwa menurut teori Evolusionisme, manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta. Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri tanpa pencipta. Penganut aliran ini antara lain, Herbert Spencer, Charles Darwin, dan Konosuke Matsushita. Sebaliknya, filsafat Kreasionalisme menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu tuhan YME. Penganut aliran ini antara lain Thomas Aquinas dan Al-Ghazali.

      Tatang Syarifudin (2008: 9-10), mengatakan bahwa kita dapat mengakui kebenaran tentang adanya proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri manusia, tetapi tentunya kita menolak pandangan yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri tanpa pencipta. Penolakan ini didasarkan atas keimanan kita terhadap Tuhan YME sebagai maha pencipta.

      Pada dasarnya, manusia diciptakan untuk mengemban tugas-tugas pengabdian kepada penciptanya. Agar tugas-tugas yang dimaksud dapat dilaksanakan dengan baik, maka sang pencipta telah menganugerahkan manusia seperangkat potensi yang dapat ditumbuhkembangkan. Potensi yang siap pakai tersebut dianugerahkan dalam bentuk kemampuan dasar, yang hanya mungkin berkembang secara optimal melalui bimbingan dan arahan yang sejalan dengan petunjuk sang penciptanya.

      Dengan mengacu pada prinsip penciptaan ini, menurut filsafat pendidikan bahwa manusia adalah makhluk yang berpotensi dan memiliki peluang untuk dididik. Pada dasarnya, pendidikan itu sendiri adalah aktivitas sadar berupa bimbingan bagi menumbuhkembangkan potensi ilahiyat, agar manusia dapat memerankan dirinya selaku pengabdi sang pencipta secara tepat guna dalam kadar yang optimal. Dengan demikian, pendidikan merupakaan aktivitas yang bertahap, terprogram, dan berkesinambungan.

      Manusia siapa pun pasti tahu bahwa melakukan perbuatan tertentu yang mengakibatkan banyak orang sakit dan menderita adalah merusak nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini menunjukan bahwa perilaku negatif itu selalu mewarnai kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa pengetahuan manusia belum terhubungkan secara kausalistik fungsional dengan realitas konkret perilaku sehari-hari.

      Dari kesenjangan antara pengetahuan dan perilaku tersebut, munculah upaya untuk mempertemukannya, yaitu melalui pendidikan. Sepanjang eksistensinya manusia memiliki kekuasaan untuk memanfaatkan potensi alam termasuk dirinya sendiri dan sesamanya. Dibawah kekuasaan manusia, kehidupan ini berlangsung menjadi “antroposentrik”.

1.      Sifat Hakikat Manusia

           Filsafat antropologis mengkaji sifat manusia karena pendidikan adalah praktik yag berlandaskan dan bertujuan. Landasan dan tujuan pendidikan itu sifatnya filosofis dan normatif. Paham eksistensilisme mengemukakan wujud sifat hakikat manusia sebagai berikut:

a.       Kemampuan mengendalikan diri

           Kemampuan mengendalikan diri yang ada pada manusia merupakan kunci perbedaaan antara manusia dengan hewan. Manusia dapat membedakan dirinya dengan hewan, mereka bahkan dapat mengendalikan diri dengan sekitarnya, yang non-aku berkat adanya kemampuan ini.

b.      Kemampuan bereksistensi

           Kemampuan manusia menerobos dan menempatkan diri disebut kemampuan bereksistensi. Perbedaan manusia sebagai makhluk human dan hewan sebagai makhluk infrahuman terletak pada adanya kemampuan bereksistensi.

c.       Kata hati

           Kata hati (consience of man) bisa disebut juga dengan hati nurani, pelita hati, suara hati. Consience adalah pengertian yang mengikuti perbuatan. Hati nurani adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya perbuatan manusia.

d.      Moral

           Moral dapat disebut juga sebagai tingkah laku atau perbuatan. Moral sebagai tingkah laku manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya. 

e.       Tanggung jawab

           Tiga wujud tanggung jawab diantaranya: tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat atau sesama, dan tanggung jawab kepada tuhan. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja.

f.       Rasa kebebasan

           Kebebasan adalah keleluasaan seseorang dalam melakukan hal apapun yang ia dinginkan dan harus didasari dengan pertanggung jawaban dari apa yang ia langgar dari kebebasan tersebut.  

g.      Kewajiban dan hak

           Kewajiban adalah suatu hal yang harus dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang dan jika tidak melakukan suatu hal tersebut akan menerima sanksi. Sedangkan hak adalah sebuah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau dilakukan.

h.      Kemampuan menghayati kebahagiaan

           Kemampuan menghayati kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia. Yang dinamakan kebahagiaan ini meskipun tidak mudah untuk dijabarkan tetapi tidak sulit untuk dirasakan. Kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan, kenikmatan atau kegembiraan.

2.      Dimensi Manusia Sebagai Bagian Dalam Pendidikan

            Keadaan manusia sebagai makhluk sosial yang mendorongnya untuk berhubungan dengan sesama yang menempatkan manusia memiliki dimensi sebagai berikut:

a.       Dimensi manusia sebagai makhluk filosofis

           “homo sapiens” merupakan sebutan bagi manusia yang diartikan sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan. Munculnya ilmu filsafat karena terdorong oleh hasrat manusia yang ingin mengetahui segala sesuatu. Filsafat ialah ilmu yang menyelidiki sesuatu secara mendalam tentang ketuhanan, alam dan manusia sehingga menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya sikap manusia setelah mencapai pengetahuan.

b.      Dimensi manusia sebagai makhluk individu

           Manusia sebagai individu mempunyai jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, di dalam perkembangannya. Sifat-sifat yang secara potensial tanpa pembinaan melalui pendidikan, benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian yang unik akan tetap tinggal. Fungsi pokok pendidikan adalah membantu peserta didik untuk menemukan dirinya sendiri atau membentuk kepribadiannya.

c.       Dimensi manusia sebagai makhluk sosial

           Manusia sebagai makhluk sosial, saling membutuhkan, saling menolong dan saling melengkapi. Tugas pendidikan adalah mengembangkan semua potensi sosial sehingga manusia sebagai makhluk sosial mampu berperan dan mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat.

d.      Dimensi manusia sebagai makhluk susila

           Makhluk susila adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan nilai-nilai dan dapat melaksanakannya. Setiap orang harus memiliki aturan-aturan atau norma-norma yang dapat menentukan tingkah laku yang baik dan yang buruk akibat dari pengalaman  dari norma-norma dalam kehidupannya.

e.       Dimensi manusia sebagai makhluk beragama

           Manusia menurut fitrahnya adalah makhluk beragama (homo religius), yaitu makhluk yang memiliki rasa dan kemampuan untuk memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama. Fitrah inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya, dan juga yang mengangkat harkat kemuliaan di sisi Tuhannya.

3.      Pengembangan dimensi hakikat manusia

a.       Pengembangan yang utuh

           Pengembangan hakikat manusia yang utuh dapat diberi makna sebagai pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga tumbuh dan berkembang secara harmonis. Pembentukan manusia yang utuh secara totalitas dapat diupayakan dengan pengembangan yang bersifat horizontal maupun vertikal.

b.      Pengembangan yang tidak utuh

           Pengembangan yang tidak utuh merupakan pengembangan yang bersifat patologis, yang akan memberikan dampak terbentuknya kepribadian yang pincang. Pengembangan seperti ini, tidak menguntungkan dalam dunia pendidikan, karena usaha pendidikan senantiasa menghendaki terbentuknya hasil kepribadian yang utuh.

B.     Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia

           Setiap orang membutuhkan pendidikan, karena melalui pendidikan manusia dapat memiliki kemampuan untuk mengatur, mengontrol, dan memutuskan dirinya sendiri. Pendidikan juga dapat membimbing perkembangan kepribadian seseorang dengan lebih baik. Manusia merupakan makhluk Tuhan diberikan kelebihan dengan wujud akal dalam diri manusia. Untuk mengolah akalnya, manusia memerlukan suatu pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Hubungan manusia dengan pendidikan sangat erat karena memiliki ikatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia untuk berpikir bagaimana menjalani kehidupan dunia agar dapat bertahan hidup.

           Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia, oleh sebab itu setiap orang berhak mendapatkan dan melaksanakan pendidikan serta diharapkan untuk berkembang di dalamnya.

           (Achmad Munib, 2004:142). Mengatakan bahwa hakikat pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

           Adapun asas-asas keharusan atau pentingnya pendidikan bagi manusia diantaranya:

1.      Manusia sebagai makhluk yang belum selesai

           Manusia disebut sebagai “homo sapiens”, artinya makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala sesuatu disekelilingnya yang belum diketahuinya. Berawal dari rasa ingin tahu ini maka timbulah ilmu pengetahuan. Manusia berada dalam perjalanan hidup, perkembangan dan pengembangan diri, ia adalah manusia, tetapi sekaligus “belum selesai” mewujudkan dirinya sebagai manusia.

2.      Tugas dan tujuan manusia adalah menjadi manusia

           Sejak kelahirannya, manusia memang adalah manusia, tetapi ia tidak secara otomatis menjadi manusia dalam arti dapat memenuhi berbagai aspek hakikat manusia. Sebagai individu atau pribadi, manusia bersifat otonom, ia bebas menentukan pilihannya ingin menjadi apa atau menjadi siapa di masa depannya. Sebagai pribadi setiap orang otonom, ia bebas menentukan pilihannya, tetapi bahwa bebas itu selalu berarti terikat pada nilai-nilai tertentu yang menjadi pilihannya, dan dengan kebebasannya itulah seseorang pribadi wajib bertanggungjawab terhadap pilihannya.

3.      Perkembangan manusia bersifat terbuka

           Manusia berkembang sesuai kodrat dan martabat kemanusiannya atau mampu menjadi manusia, sebaliknya mungkin pula ia berkembang ke arah yang kurang sesuai atau bahkan tidak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya.

Adapun pentingnya pendidikan selain dari tiga hal tersebut diantaranya:

a.       Membangun karakter sejak dini

           Pendidikan memiliki peran penting karena dapat membangun karakter individu sejak dini. Maka dari itu, membangun karakter yang baik dapat diterapkan sedini mungkin, karakter yang dibentuk sejak dini dapat menjadi bekal individu untuk dapat diterima di masyarakat.

b.      Memaksimalkan potensi individu

           Alasan mengapa pendidikan itu penting adalah agar potensi yang terdapat dalam diri individu dapat digunakan secara maksimal dan optimal. Setiap manusia terlahir dengan kemampuan otak dan bakat yang berbeda-beda. Pendidikan menjadi aspek yang dapat memaksimalkan hal tersebut.

c.       Menyiapkan pondasi untuk masa depan

           Pendidikan adalah salah satu pondasi penting untuk masa depan. Alasannya adalah untuk menyiapkan mental dan pengetahuan agar anak mendapatkan pondasi yang bagus untuk menghadapi apapun di masa depan.

d.      Meningkatkan kondisi taraf  hidup

           Pendidikan juga dapat mempengaruhi kondisi taraf hidup manusia. Kondidi taraf hidup yang baik dapat dipengaruhi karena pencapaian pendidikan yang tinggi begitupun sebaliknya. Taraf hidup yang lebih baik, dikarenakan memiliki pendidikan yang lebih baik juga.

e.       Mengasah kemampuan kognitif

           Pendidikan berperan penting untuk mengasah kemampuan kognitif anak hingga beranjak dewasa. Kemampuan ini menjadi bekal seorang individu dalam menyelesaikan masalah dan tugas apapun. Maka pelatihan kemampuan kognitif semakin baik jika diajarkan sejak dini.

f.       Menyiapkan diri menjadi makhluk sosial

           Menyiapkan diri secara mental dan fisik untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain menjadi alasan mengapa pendidikan itu penting untuk diberikan. Terlahir sebagai makhluk sosial, tidak mungkin jika individu tidak bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, pendidikan pula yang mengajarkan arti toleransi, etika dan adab ketika berinteraksi dengan orang lain.

g.      Memberi kontribusi untuk mengurangi angka kemiskinan

           Memberikan pendidikan secara merata bagi setiap individu, artinya juga ikut berkontribusi untuk mengurangi angka kemiskinan. Karena pendidikan menjadi faktor untuk mendapatkan taraf hidup lebih baik, maka juga berpengaruh ke dalam aspek ekonomi secara keseluruhan.

h.      Menciptakan individu yang berguna bagi masyarakat

           Fungsi penting pendidikan adalah menciptakan individu yang memiliki potensi yang tinggi untuk nantinya berguna bagi masyarakat. Pendidikan akan mengajarkan individu bagaimana agar memberikan manfaat bagi masyarakat. Banyak hal yang dapat dilakukan individu untuk masyarakat.

i.        Mewujudkan cita-cita dan keinginan

           Pendidikan yang erat dengan banyaknya pengetahuan yang didapat, menjadikan seorang individu lebih luwes dalam menentukan cita-cita dan keinginan untuk taraf kehidupan yang lebih baik.

j.         Merubah mindset tentang hidup

           Karena pendidikan telah membantu seseorang untuk membuka wawasannya, maka sudah pasti pendidikan juga akan merubah pola pikir seseorang tersebut. Pendidikan yang baik merubah bakat berpikir seseorang menjadi lebih dewasa dan pandai menilai sesuatu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

      Pada dasarnya, manusia diciptakan untuk mengemban tugas-tugas pengabdian kepada penciptanya. Agar tugas-tugas yang dimaksud dapat dilaksanakan dengan baik, maka sang pencipta telah menganugerahkan manusia seperangkat potensi yang dapat ditumbuhkembangkan. Potensi yang siap pakai tersebut dianugerahkan dalam bentuk kemampuan dasar, yang hanya mungkin berkembang secara optimal melalui bimbingan dan arahan yang sejalan dengan petunjuk sang penciptanya. Setiap orang membutuhkan pendidikan, karena melalui pendidikan manusia dapat memiliki kemampuan untuk mengatur, mengontrol, dan memutuskan dirinya sendiri. Pendidikan juga dapat membimbing perkembangan kepribadian seseorang dengan lebih baik.

      Hakikat manusia sangat berhubungan erat dengan pendidikan, dan pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia, dimana dengan adanya pendidikan, maka manusia dapat berkembang dan berpikir untuk mencapai dan menghadapi masa depan. Dengan kemampuan yang dimiliki sebagai hasil dari proses pendidikan, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan dimana individu tersebut berada, sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya.

B.     Saran

      Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberi kritik dan saran yang membangun kepada Penulis, demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.      


DAFTAR PUSTAKA

 

Abdullah, A.R.S. 1991. Educational Theory, a Qur’anic Outlook (Alih Bahasa: Mutammam). Bandung: Diponegoro.

Butler, J.D. 1968. Four Philosophies. New York: Harper & Row.

Hamzah B.Uno. 2016. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Munib, Ahmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES PRESS.

Syarifudin, Tatang. 2008. Landasan Pendidikan. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI.

https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/1757/Buku-Landasan-Pendidikan.pdf,

di akses pada  14 September 2022

 

 

Tidak ada komentar: