BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
hakikatnya, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan
pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat
paling tinggi diantara ciptaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi
dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas
hidupnya di dunia. Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
pengajaran dan pelatihan.
Karena manusia
diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal dan pikiran, maka manusia
membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kehidupannya demi memuaskan rasa
keingintahuannya. Melalui pendidikan, keberadaan sifat dan hakikat manusia
menarik untuk dipelajari dan digali dari berbagai macam sudut pandang disiplin
ilmu. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan
potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk
menjadi manusia seutuhnya. Manusia siapapun, sebagai apapun, dimana dan kapan
pun berada, berhak atas pendidikan agar dikemudian hari manusia dapat menemukan
jati dirinya sebagai manusia.
Pendidikan
merupakan sarana untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi manusia yang
mempunyai nilai tri-kompentensi dasar, yaitu: intelektualitas, humanitas, dan
religiusitas. Karena itu pendidikan merupakan agen of change untuk
mengubah diri sendiri dan masyarakat sekitar. Pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini
diantaranya:
1.
Apa
yang dimaksud dengan hakikat manusia ?
2.
Apa
saja sifat hakikat manusia ?
3.
Apa
saja dimensi manusia sebagai bagian dalam pendidikan ?
4.
Apa
saja pengembangan dimensi hakikat manusia ?
5.
Mengapa
pendidikan itu penting bagi manusia ?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya:
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan hakikat manusia.
2.
Untuk
mengetahui apa saja sifat hakikat manusia.
3.
Untuk
mengetahui apa saja dimensi manusia sebagai bagian dalam pendidikan.
4.
Untuk
mengetahui apa saja pengembangan dimensi hakikat manusia.
5.
Untuk
mengetahui pentingnya pendidikan bagi manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Manusia
J.D. Butler (1968), mengatakan bahwa menurut teori Evolusionisme, manusia
adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta.
Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan sendirinya berkembang dari
alam itu sendiri tanpa pencipta. Penganut aliran ini antara lain, Herbert
Spencer, Charles Darwin, dan Konosuke Matsushita. Sebaliknya, filsafat
Kreasionalisme menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam
semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality,
yaitu tuhan YME. Penganut aliran ini antara lain Thomas Aquinas dan Al-Ghazali.
Tatang Syarifudin (2008: 9-10), mengatakan
bahwa kita dapat mengakui kebenaran tentang adanya proses evolusi di alam
semesta termasuk pada diri manusia, tetapi tentunya kita menolak pandangan yang
menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi
dari alam itu sendiri tanpa pencipta. Penolakan ini didasarkan atas keimanan
kita terhadap Tuhan YME sebagai maha pencipta.
Pada dasarnya, manusia diciptakan untuk mengemban tugas-tugas pengabdian
kepada penciptanya. Agar tugas-tugas yang dimaksud dapat dilaksanakan dengan
baik, maka sang pencipta telah menganugerahkan manusia seperangkat potensi yang
dapat ditumbuhkembangkan. Potensi yang siap pakai tersebut dianugerahkan dalam
bentuk kemampuan dasar, yang hanya mungkin berkembang secara optimal melalui
bimbingan dan arahan yang sejalan dengan petunjuk sang penciptanya.
Dengan mengacu pada prinsip penciptaan
ini, menurut filsafat pendidikan bahwa manusia adalah makhluk yang berpotensi
dan memiliki peluang untuk dididik. Pada dasarnya, pendidikan itu sendiri
adalah aktivitas sadar berupa bimbingan bagi menumbuhkembangkan potensi
ilahiyat, agar manusia dapat memerankan dirinya selaku pengabdi sang pencipta
secara tepat guna dalam kadar yang optimal. Dengan demikian, pendidikan
merupakaan aktivitas yang bertahap, terprogram, dan berkesinambungan.
Manusia siapa pun pasti tahu bahwa
melakukan perbuatan tertentu yang mengakibatkan banyak orang sakit dan
menderita adalah merusak nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini menunjukan bahwa
perilaku negatif itu selalu mewarnai kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti
bahwa pengetahuan manusia belum terhubungkan secara kausalistik fungsional
dengan realitas konkret perilaku sehari-hari.
Dari kesenjangan antara pengetahuan dan
perilaku tersebut, munculah upaya untuk mempertemukannya, yaitu melalui
pendidikan. Sepanjang eksistensinya manusia memiliki kekuasaan untuk
memanfaatkan potensi alam termasuk dirinya sendiri dan sesamanya. Dibawah
kekuasaan manusia, kehidupan ini berlangsung menjadi “antroposentrik”.
1.
Sifat
Hakikat Manusia
Filsafat
antropologis mengkaji sifat manusia karena pendidikan adalah praktik yag
berlandaskan dan bertujuan. Landasan dan tujuan pendidikan itu sifatnya
filosofis dan normatif. Paham eksistensilisme mengemukakan wujud sifat hakikat
manusia sebagai berikut:
a.
Kemampuan
mengendalikan diri
Kemampuan
mengendalikan diri yang ada pada manusia merupakan kunci perbedaaan antara
manusia dengan hewan. Manusia dapat membedakan dirinya dengan hewan, mereka
bahkan dapat mengendalikan diri dengan sekitarnya, yang non-aku berkat adanya
kemampuan ini.
b.
Kemampuan
bereksistensi
Kemampuan manusia menerobos dan menempatkan diri disebut kemampuan
bereksistensi. Perbedaan manusia sebagai makhluk human dan hewan sebagai
makhluk infrahuman terletak pada adanya kemampuan bereksistensi.
c.
Kata
hati
Kata
hati (consience of man) bisa disebut juga dengan hati nurani, pelita
hati, suara hati. Consience adalah pengertian yang mengikuti perbuatan.
Hati nurani adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang
baik buruknya perbuatan manusia.
d.
Moral
Moral
dapat disebut juga sebagai tingkah laku atau perbuatan. Moral sebagai tingkah
laku manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan
untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
lingkungannya.
e.
Tanggung
jawab
Tiga
wujud tanggung jawab diantaranya: tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung
jawab kepada masyarakat atau sesama, dan tanggung jawab kepada tuhan. Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun tidak disengaja.
f.
Rasa
kebebasan
Kebebasan adalah keleluasaan seseorang dalam melakukan hal apapun yang
ia dinginkan dan harus didasari dengan pertanggung jawaban dari apa yang ia
langgar dari kebebasan tersebut.
g.
Kewajiban
dan hak
Kewajiban adalah suatu hal yang harus dilakukan atau dikerjakan oleh
seseorang dan jika tidak melakukan suatu hal tersebut akan menerima sanksi.
Sedangkan hak adalah sebuah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu hal yang
memang semestinya diterima atau dilakukan.
h.
Kemampuan
menghayati kebahagiaan
Kemampuan menghayati kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari
kehidupan manusia. Yang dinamakan kebahagiaan ini meskipun tidak mudah untuk
dijabarkan tetapi tidak sulit untuk dirasakan. Kebahagiaan adalah suatu keadaan
pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan, kenikmatan atau
kegembiraan.
2.
Dimensi
Manusia Sebagai Bagian Dalam Pendidikan
Keadaan
manusia sebagai makhluk sosial yang mendorongnya untuk berhubungan dengan
sesama yang menempatkan manusia memiliki dimensi sebagai berikut:
a.
Dimensi
manusia sebagai makhluk filosofis
“homo
sapiens” merupakan sebutan bagi manusia yang diartikan sebagai makhluk yang
mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan. Munculnya ilmu filsafat karena terdorong
oleh hasrat manusia yang ingin mengetahui segala sesuatu. Filsafat ialah ilmu
yang menyelidiki sesuatu secara mendalam tentang ketuhanan, alam dan manusia
sehingga menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya sikap manusia
setelah mencapai pengetahuan.
b.
Dimensi
manusia sebagai makhluk individu
Manusia
sebagai individu mempunyai jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain, di dalam perkembangannya. Sifat-sifat yang secara potensial tanpa
pembinaan melalui pendidikan, benih-benih individualitas yang sangat berharga
itu yang memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian yang unik akan tetap
tinggal. Fungsi pokok pendidikan adalah membantu peserta didik untuk menemukan
dirinya sendiri atau membentuk kepribadiannya.
c.
Dimensi
manusia sebagai makhluk sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial, saling membutuhkan, saling menolong dan saling
melengkapi. Tugas pendidikan adalah mengembangkan semua potensi sosial sehingga
manusia sebagai makhluk sosial mampu berperan dan mampu menyesuaikan diri
dengan masyarakat.
d.
Dimensi
manusia sebagai makhluk susila
Makhluk
susila adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan
nilai-nilai dan dapat melaksanakannya. Setiap orang harus memiliki
aturan-aturan atau norma-norma yang dapat menentukan tingkah laku yang baik dan
yang buruk akibat dari pengalaman dari
norma-norma dalam kehidupannya.
e.
Dimensi
manusia sebagai makhluk beragama
Manusia
menurut fitrahnya adalah makhluk beragama (homo religius), yaitu makhluk
yang memiliki rasa dan kemampuan untuk memahami serta mengamalkan nilai-nilai
agama. Fitrah inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya, dan juga
yang mengangkat harkat kemuliaan di sisi Tuhannya.
3.
Pengembangan
dimensi hakikat manusia
a.
Pengembangan
yang utuh
Pengembangan hakikat manusia yang utuh dapat diberi makna sebagai
pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga tumbuh dan
berkembang secara harmonis. Pembentukan manusia yang utuh secara totalitas
dapat diupayakan dengan pengembangan yang bersifat horizontal maupun vertikal.
b.
Pengembangan
yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh merupakan pengembangan yang bersifat
patologis, yang akan memberikan dampak terbentuknya kepribadian yang pincang.
Pengembangan seperti ini, tidak menguntungkan dalam dunia pendidikan, karena
usaha pendidikan senantiasa menghendaki terbentuknya hasil kepribadian yang
utuh.
B.
Pentingnya
Pendidikan Bagi Manusia
Setiap orang membutuhkan pendidikan, karena
melalui pendidikan manusia dapat memiliki kemampuan untuk mengatur, mengontrol,
dan memutuskan dirinya sendiri. Pendidikan juga dapat membimbing perkembangan
kepribadian seseorang dengan lebih baik. Manusia merupakan makhluk Tuhan
diberikan kelebihan dengan wujud akal dalam diri manusia. Untuk mengolah
akalnya, manusia memerlukan suatu pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
Hubungan manusia dengan pendidikan sangat erat karena memiliki ikatan yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia untuk berpikir bagaimana menjalani
kehidupan dunia agar dapat bertahan hidup.
Pendidikan merupakan hal yang
penting bagi manusia, oleh sebab itu setiap orang berhak mendapatkan dan
melaksanakan pendidikan serta diharapkan untuk berkembang di dalamnya.
(Achmad Munib, 2004:142). Mengatakan
bahwa hakikat pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Adapun asas-asas keharusan atau
pentingnya pendidikan bagi manusia diantaranya:
1.
Manusia
sebagai makhluk yang belum selesai
Manusia
disebut sebagai “homo sapiens”, artinya makhluk yang mempunyai kemampuan
untuk berilmu pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung
ingin mengetahui segala sesuatu disekelilingnya yang belum diketahuinya.
Berawal dari rasa ingin tahu ini maka timbulah ilmu pengetahuan. Manusia berada
dalam perjalanan hidup, perkembangan dan pengembangan diri, ia adalah manusia,
tetapi sekaligus “belum selesai” mewujudkan dirinya sebagai manusia.
2.
Tugas
dan tujuan manusia adalah menjadi manusia
Sejak
kelahirannya, manusia memang adalah manusia, tetapi ia tidak secara otomatis
menjadi manusia dalam arti dapat memenuhi berbagai aspek hakikat manusia.
Sebagai individu atau pribadi, manusia bersifat otonom, ia bebas menentukan
pilihannya ingin menjadi apa atau menjadi siapa di masa depannya. Sebagai
pribadi setiap orang otonom, ia bebas menentukan pilihannya, tetapi bahwa bebas
itu selalu berarti terikat pada nilai-nilai tertentu yang menjadi pilihannya,
dan dengan kebebasannya itulah seseorang pribadi wajib bertanggungjawab
terhadap pilihannya.
3.
Perkembangan
manusia bersifat terbuka
Manusia
berkembang sesuai kodrat dan martabat kemanusiannya atau mampu menjadi manusia,
sebaliknya mungkin pula ia berkembang ke arah yang kurang sesuai atau bahkan
tidak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya.
Adapun pentingnya pendidikan selain dari tiga hal
tersebut diantaranya:
a.
Membangun
karakter sejak dini
Pendidikan memiliki peran penting karena
dapat membangun karakter individu sejak dini. Maka dari itu, membangun karakter
yang baik dapat diterapkan sedini mungkin, karakter yang dibentuk sejak dini
dapat menjadi bekal individu untuk dapat diterima di masyarakat.
b.
Memaksimalkan
potensi individu
Alasan
mengapa pendidikan itu penting adalah agar potensi yang terdapat dalam diri
individu dapat digunakan secara maksimal dan optimal. Setiap manusia terlahir
dengan kemampuan otak dan bakat yang berbeda-beda. Pendidikan menjadi aspek
yang dapat memaksimalkan hal tersebut.
c.
Menyiapkan
pondasi untuk masa depan
Pendidikan adalah salah satu pondasi penting untuk masa depan. Alasannya
adalah untuk menyiapkan mental dan pengetahuan agar anak mendapatkan pondasi
yang bagus untuk menghadapi apapun di masa depan.
d.
Meningkatkan
kondisi taraf hidup
Pendidikan juga dapat mempengaruhi kondisi taraf hidup manusia. Kondidi
taraf hidup yang baik dapat dipengaruhi karena pencapaian pendidikan yang tinggi
begitupun sebaliknya. Taraf hidup yang lebih baik, dikarenakan memiliki
pendidikan yang lebih baik juga.
e.
Mengasah
kemampuan kognitif
Pendidikan berperan penting untuk mengasah kemampuan kognitif anak
hingga beranjak dewasa. Kemampuan ini menjadi bekal seorang individu dalam
menyelesaikan masalah dan tugas apapun. Maka pelatihan kemampuan kognitif
semakin baik jika diajarkan sejak dini.
f.
Menyiapkan
diri menjadi makhluk sosial
Menyiapkan diri secara mental dan fisik untuk bersosialisasi dan
berinteraksi dengan orang lain menjadi alasan mengapa pendidikan itu penting
untuk diberikan. Terlahir sebagai makhluk sosial, tidak mungkin jika individu
tidak bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, pendidikan pula yang
mengajarkan arti toleransi, etika dan adab ketika berinteraksi dengan orang
lain.
g.
Memberi
kontribusi untuk mengurangi angka kemiskinan
Memberikan pendidikan secara merata bagi setiap individu, artinya juga
ikut berkontribusi untuk mengurangi angka kemiskinan. Karena pendidikan menjadi
faktor untuk mendapatkan taraf hidup lebih baik, maka juga berpengaruh ke dalam
aspek ekonomi secara keseluruhan.
h.
Menciptakan
individu yang berguna bagi masyarakat
Fungsi
penting pendidikan adalah menciptakan individu yang memiliki potensi yang
tinggi untuk nantinya berguna bagi masyarakat. Pendidikan akan mengajarkan
individu bagaimana agar memberikan manfaat bagi masyarakat. Banyak hal yang
dapat dilakukan individu untuk masyarakat.
i.
Mewujudkan
cita-cita dan keinginan
Pendidikan yang erat dengan banyaknya
pengetahuan yang didapat, menjadikan seorang individu lebih luwes dalam
menentukan cita-cita dan keinginan untuk taraf kehidupan yang lebih baik.
j.
Merubah mindset tentang hidup
Karena
pendidikan telah membantu seseorang untuk membuka wawasannya, maka sudah pasti
pendidikan juga akan merubah pola pikir seseorang tersebut. Pendidikan yang
baik merubah bakat berpikir seseorang menjadi lebih dewasa dan pandai menilai
sesuatu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada dasarnya,
manusia diciptakan untuk mengemban tugas-tugas pengabdian kepada penciptanya.
Agar tugas-tugas yang dimaksud dapat dilaksanakan dengan baik, maka sang
pencipta telah menganugerahkan manusia seperangkat potensi yang dapat ditumbuhkembangkan.
Potensi yang siap pakai tersebut dianugerahkan dalam bentuk kemampuan dasar,
yang hanya mungkin berkembang secara optimal melalui bimbingan dan arahan yang
sejalan dengan petunjuk sang penciptanya. Setiap orang membutuhkan pendidikan,
karena melalui pendidikan manusia dapat memiliki kemampuan untuk mengatur,
mengontrol, dan memutuskan dirinya sendiri. Pendidikan juga dapat membimbing
perkembangan kepribadian seseorang dengan lebih baik.
Hakikat
manusia sangat berhubungan erat dengan pendidikan, dan pendidikan merupakan hal
yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia, dimana dengan adanya
pendidikan, maka manusia dapat berkembang dan berpikir untuk mencapai dan
menghadapi masa depan. Dengan kemampuan yang dimiliki sebagai hasil dari proses
pendidikan, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan
dimana individu tersebut berada, sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan
perannya.
B.
Saran
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberi kritik dan saran yang membangun kepada Penulis, demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A.R.S. 1991. Educational Theory, a Qur’anic
Outlook (Alih Bahasa: Mutammam). Bandung: Diponegoro.
Butler, J.D. 1968. Four Philosophies. New York: Harper
& Row.
Hamzah B.Uno. 2016. Landasan Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Munib, Ahmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan.
Semarang: UPT UNNES PRESS.
Syarifudin, Tatang. 2008. Landasan Pendidikan. Jakarta:
Dirjen Pendidikan Islam Depag RI.
https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/1757/Buku-Landasan-Pendidikan.pdf,
di akses pada 14 September 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar