Asik

Selasa, 22 April 2014

Memberi Anak, Nama yang Baik (Pengaruh Nama dalam Membangun Kepribadian Anak)

Sebuah nama yang diberikan dari orang tua kepada anak yang dicintainya mengandung berjuta khasiat bagi anaknya dalam membangun kepribadian. Nama adalah doa serta harapan baik yang disematkan oleh orang tua kepada anaknya. Dimana doa dan harapan tersebut menjadi tumpahan kebaikan dari orang tua kepada anaknya.

Ketika Nabi -shalallahu alaihi wasallam- tiba di Kota Madinah, kota Madinah masih bernama Yatsrib. Beliau menggantinya dengan nama Thoibah atau Madinah. Keduanya menunjukkan makna nama yang baik. Nama yang baik itu sendiri pada dasarnya menjadi sumber pengharapan yang baik. Karena itu, sudah seharusnya kedua orang tua memilih nama yang baik, hingga menjadi penginspirasi kebaikan bagi anak.

Dua hal yang harus menjadi pertimbangan dalam memberikan nama yang baik kepada anaknya:
a.        Sisi positif nama baik.
Abdurrahman Ibn Auf berkata:
“Dahulu namaku Abdu Amr (artinya budak Amr). Ketika memeluk Islam Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- menamaiku Abdurrahman (artinya hamba Allah Yang Maha Pengasih)
Diriwayatkan bahwa Abdurrahman menjual tanahnya. Hasilnya dibagikan kepada orang fakir dari bani Zahroh,  Muhajirin dan Ummul Mukminin (istri-istri Nabi). Al-Musawar berkata:
'Aku mendatangi Aisyah untuk menyerahkan pemberian itu.'
Aisyah -radiallahu'anha- bertanya:
'Siapa yang mengirimkan ini?'
'Abdurrahman Ibn Auf.' Jawabku.
Aisyah -radiallahu'anha- berkata:
'Aku mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
((لا يحنو عليكنَّ بعدي إلا الصابرون))
‘Tidaklah berempati kepada kalian setelahku selain Sôbirun (para penyabar).’”
Nama Abdurrahman diserap dari kata [ar-rahman] yang diambil dari sifat kasih. Nabi -shalallahu alaihi wasallam- mendapati pada diri lelaki ini sifat kasih dan sayang sehingga beliau menamainya Abdurrahman.

b.        Sisi yang sejalan dengan nama yang tidak baik.
Diriwayatkan oleh Ibnu al-Musayyib dari ayahnya, bahwa ayahnya datang kepada Nabi -shalallahu alaihi wasallam-. Nabi menanyakan namanya:
“Siapa namamu?”
Huzn (=sedih).” Jawabnya.
“Engkau Sahl (=mudah).” Timpal Nabi.
“Aku tak dapat merubah nama yang telah diberikan oleh ayahku.” Tolaknya.
Ibnu al-Musayyib berkata:
'Kesedihan itu senantiasa merundung kami setelahnya.”
Ad-Dawudi berkata:
"Maksud Sa’id Ibn Musayyib adalah kesedihan akan sulitnya merubah tabiat akhlak mereka. Dalam hal ini Sa'id membawakannya kepada hal yang memicu kemurkaan Allah."
Yang lain berkata:
"Ibn Musayyib mengisyaratkan akan kejumudan yang masih tersisa pada akhlak mereka."

Memberikan nama yang baik akan menjadikan keturunan kita baik, karena ia mempengaruhi kepribadian anak seperti yang kita dapati pada contoh di atas.

Sumber: Buku Langkah Mendidik Anak  Agar Mengamalkan Ajaran Agama


Tidak ada komentar: