Asik

Senin, 17 November 2014

Ayo Shalat Berjama’ah di Mesjid

Salah satu sunah Nabi SAW yang saat ini seringkali urang diindahkan oelh umat Islam adalah shalat berjama’ah di masjid. Padahal shalat berjama’ah di masjid amat ditekankan perintahnya oleh Rasullah SAW.

Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, ada seorang buta datang kepada Nabi SAW dan berkata: “Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun yang menuntun saya datang ke masjid”; kemudian laki-laki buta itu minta keringanan kepada beliau agar diperkenankan shalat dirumahnya. Nabi SAW pun mengizinkannya; tetapi saat ia bangkit untuk pulang, beliau SAW bertanya kepadanya: “Apakah kamu mendengar panggilan untuk shalat (adzan)?”. Laki-laki buta itu menjawab: “Ya (saya mendengar)”. Nabi SAW bersabda: “(Kalau begitu) Kamu harus datang ke masjid”.

Hadits di atas dengan jelas menginformasikan tentang penekanan perintah shalat berjama’ah, seorang buta sekalipun, bahkan yang tidak memiliki penuntun, tetap harus datang ke masjid jika mendengar seruan adzan.

Selain itu, shalat berjama’ah pun memiliki keutamaan daripada shalat sendirian. Sebuah hadits masyhur muttafaq ‘alaih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menerangkan hal ini. Dari Ibnu ‘Umar r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ”Shalat berjama’ah itu lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat”.

Sungguh rugi orang yang melewatkan begitu saja keutamaan ini. Wahai saudaraku, bukankah ini seharusnya yang kita kejar demi meraih keridhoan Allah SWT? Demi membuktikan kecintaan kita pada-Nya? Demi meraih  kebaikan bagi kehidupan kita? Takutlah kepada Allah, karena sifat malas shalat berjama’ah di mesjid, khususnya shalat shubuh dan isya, adalah salah satu ciri orang munafik. Hal ini dijelaskan sendiri oleh Rasulullah SAW, “Tidak ada shalat berjama’ah yang dirasakan berat oleh orang munafik, kecuali shalat fajr (shubuh) dan isya. Seandainya mereka mengetahui (keutamaan) yang ada pada keduanya, pada mereka akan mendatangi keduanya walaupun harus merangkak…”

Oleh karena itu marilah kita berupaya sekuat tenaga menghidupkan sunnah shalat berjama’ah ini. Agar keislaman kita terpelihara dan terhindar dari kesesatan serta kemunafikan. Sahabat Nabi SAW, Abdullah bin Mas’ud berkata, “Siapa saja di antara alian yang ingin bertemu dengan Allah SWT sebagai muslim maka ia harus benar-benar menjaga shalat-shalat ketika terdengar suara adzan. Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabi SAW sunanul huda (tuntutan-tuntutan yang penuh petunjuk) dan sesungguhnya shalat berjama’ah itu termasuk sunanul huda. Seandainya kalian shalat di rumahmu sebagaimana kebiasaan orang yang tidak suka berjama’ah, niscaya kamu sekalian telah meninggalkan sunnah Nabi, dan seandainya kamu sekalian meninggalkan sunnah Nabi, niscaya kamu tersesat. Sungguh pada masa Nabi tiada seorangpun tertinggal dari shalat berjama’ah kecuali orang munafi yang jelas-jelas munafik. Sehingga terjadi ada seorang (sahabat) dipapah oleh dua orang sehingga ia bisa berdiri pada salah satu barisan”. (H.R Muslim)

Tidak ada komentar: