Semua benda di langit
yang tersebar di jagat raya disebut alam semesta. Luasnya tak terhingga, tak berujung dan tak
bertepi. Di dalam alam semesta terdapat
kelompok-kelompok bintang yang berkerumun dengan jumlah tak terbilang. Setiap kelompok bintang tersebut dinamakan
galaksi (galaxy). Salah satu di
antaranya bernama Galaksi Bima Sakti (Milky Way).
Konon bentuk alam
semesta menyerupai balon karet yang sedang ditiup. Galaksi-galaksi dan benda
langit lainnya terletak pada permukaan balon yang terus membesar. Itulah
sebabnya alam semesta terun mengembang sehingga jarak antar pusat galaksi terus
bertambah. Meskipun terdapat lebih dari 300 milyar
galaksi dan masing-masing memiliki bintang-bintang yang sinarnya jauh melebihi
matahari, karena luasnya yang tak terhingga dan terus bertambah, bagian tengah
dan pusat alam semesta tetap gelap gulita.
Kajian (study) mengenai sifat, evolusi, dan asal
alam semesta (universe) disebut Kosmologi.
Para ahli-ahli astronomi sepakat bahwa teori big bang (Dentuman Besar) dan
teori bola api purba merupakan teori pembentukan alam semesta, walaupun
kesimpulannya masih mengandung ketidakpastian. Gagasan ini pertama kali
ditemukan oleh ahli astronomi belgia, Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1927.
Berikut adalah teori-teori penciptaan alam semesta.
Teori
Big Bang (Dentuman Besar)
Gagasan Big Bang
didasarkan pada alam semesta yang berasal dari keadaan panas dan padat yang
mengalami ledakan dahsyat yang mengembang. Pada model Big Bang, alam semesta 1010
tahun yang lalu secara terus-menerus berekspansi sehingga pada keadaan yang
lebih dingin (pergeseran merah galaksi) seperti sekarang.
George Gamaw
(fisikawan) mengkaji model alam semesta ini dan menghitung ledakan yang
menghasilkan sejaumlah besar letupan foton-foton. Ia memprediksi foton ini
tergeser merah oleh ekspansi alam semesta yang diamati sekarang sebagai foton
radio dan temperatur 3K merupakan penjelasan yang baik sebagai radiasi latar(background radiation)yang ditemukan
oleh Arno Penzias dan Robert Wilson di Amerika tahun 1965.
Galaksi mengandung
hidrogen sekitar tiga kali lebih banyak dari pada helium. Pengamatn ini dapat
dijelaskan sebagai akibat dari pendinginan alam semesta setelah dentuman besar.
Begitu alam semesta menjadi dingin, netron dan proton bergabung membentuk inti
helium pada 10 milyar derajat, menyisakan kelebihan proton sebagai inti
hidrogen.
Model Keadaan
Tunak (Tetap)
Teori keadaan tunak
diusulkan pada tahun 1948 oleh H. Bondi. T. Gold dan F. Hoyle dari universitan
Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak akan
berakhir. Dalam model keadaantunak (mantap), tidak ada bola api kosmik,
karenanya radiasi latar (background
radiation) bukan temperatur 3K. Jika identifikasi radiasi ini benar, maka
hipotesa keadaan tunak adalah salah. Tetapi jika diperoleh penjelasan lain
untuk radiasi 3K maka seluruh persoalan (subject)
dapat dibangkitkan kembali. Selama tahun 1960-an, dari astronomi radio jelas
terkesan bahwa densitas ruang (jumlah per kubik parsec) galaksi yang
mengemisikan radio lebih jauh jaraknya pada masa yang lalu dari pada masa sekarang.
Tampaknya gagasan ini berbeda bahwa alam semesta selalu sama dan rupanya
menyimpang dari model keadan tunak.
Model Osilasi
Teori osilasi menduga bahwa alam semesta tidak ada
awal dan tidak ada akhirnya. Dalam model Osilasi dikemukakan bahwa sekarang
alam semesta tidak konstan, berekspansi yang dimulai dengan dentuman besar,
kemudian beberapa waktu yang akan datang gravitasi mengatasi efek ekspansi ini sehingga
alam semesta akan mulai mengempis (collapse),
akhirnya mencapai titik koalisensi (gabungan) asal dimana temperatur dan
tekanan tinggi akan memecahkan semua materi ke dalam partikel-partikel
elementer (dasar) sehingga terjadi dentuman besar baru dan ekspansi mulai lagi.
Alam semesta mungkin telah dimulai dalam sebuah dentuman besar, atau mungkin
berada dalam keadaan tetap atau dalam berosilasi.
Alam semesta maha luas yang terus berubah oleh
peristiwa yang terjadi pada bintang dan galaksi. Bintang selalu menyusut, jika
ukuran kritis atau radius schwarzschilddilampaui
maka disebut lubang hitam. Radius schwarzschildadalah
ukuran kritis yang harus dicapai agar massa bintang menjadi cukup rapat
untukmenjerat cahaya dalam medan gravitasinya.
Matahari termasuk dalam galaksi Bimasakti yang
terdiri dari 100 milyar bintang, kelompok bintang globular (berbentuk bulat),
sejumlah gas dan debu. Galaksi kita adalah sistem yang berbentuk ceper dengan
diameter 30 kpc (kiloparsek) dengan konsentrasi yang lebih padat dalam inti
galaksi. Matahari terletak 10 kpc dari pusat inti galaksi.
Jika sumber cahaya bergerak menjauhi/mendekati kita
dengan kecepatan konstan maka akan terlihat pergeseran merah/biru. Kecepatan
pergeseran merah (red shift) dapat
dinyatakan dengan kecepatan resesi (menjauh) atau kecepatan pergeseran merah V.
Teori Ekspansi
dan Kontraksi
Teori ini dilandasi
adanya pemikiran bahwa alam semesta mengalami siklus setiap 30 milyar tahun
sekali, yaitu terjadinya massa ekspansi dan massa kontraksi. Pada massa
ekspansi, terbentuklah galaksi-galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi ini
disebabkan adanya tenaga yang berasal dari reaksi inti hidrogen yang membentuk
berbagai unsur kemudian menyusut kembali karena mengeluarkan tenaga panas yang
sangat tinggi.
Kedua teori tentang
pembentukan alam semesta tersebut mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang
ada pada zaman sekarang berasal dari partikel yang ada pada zaman dulu. Dengan
demikian, berdasarkan teori ekspansi dan kontraksi, sebenarnya alam semesta ini
tidak berawal dan tidak berakhir. (Mulyo, 2008: 24)
Enam
Hari Penciptaan Menurut Astronomi Dan Al-Quran
Hal ini berdasarkan
Al-Quran Surat Fushilat ayat 9-12. Yang artinya:
9. Katakanlah:
"Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah
Rabb semesta alam." 10. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban)
bagi orang-orang yang bertanya. 11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan
langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan
kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati
atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka
hati." 12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Itulah
kronologis penciptaan alam semesta oleh Allah dalam enam masa. Dua masa untuk
menciptakan langit sejak berbentuk dukhan
(campuran debu dan gas), dua masa untuk menciptakan bumi dan dua masa (empat masa sejak penciptaan bumi) untuk
memberkahi bumi dan menentukan makanan bagi penghuninya. Ukuran lamanya masa
(“hari, ayyam) tidak dirinci dalam
Al-Quran.
Belum
ada penafsiran pasti tentang enam masa itu. Namun, berdasarkan kronologi evolusi
alam semesta dengan dipandu isyarat dalam Al-Quran dapat dipahami enam masa itu
adalah enam tahapan proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia.
Lamanya tiap masa tidak menjadi fokus perhatian.
Masa Pertama
dimulai dengan ledakan besar (Big Bang). Ledakan itu pada hakikatnya adalah
pengembangan ruang yang dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah berkuasa
meluaskan langit (QS 51:47).
Masa Keduaadalah
pembentukan bintang-bintang di dalam galaksi-galaksi yang terus berlangsung.
Dalam bahasa Al-Quran disebut penyempurnaan langit (QS, 2:29). Dukhan (debu dan
gas antar bintang) pada proses pembentukan bintang akan menggumpal memadat.
Bila intinya telah cukup panasnya untuk memantik reaksi fusi nuklir, maka
mulailah bintang bersinar. Dalam bahas
Al-Quran Big Bang dan pengembangan alam yang menjadikan galaksi tampak makin
berjauhan (makin tinggi menurut pengamat di bumi) serta proses pembentukan
bintang-bintang baru disebut sebagai “ Dia
meninggikan bangunannya (langit) lalu menyempurnakannya.” (QS, 79:28)
Masa ketiga dan keempat dalam penciptaan alam semesta adalah penciptaan
tata surya termasuk bumi. Proses pembentukan matahari sekitar 4,6 milyar tahun
lalu dan mulai dipancarkan cahaya dan angin matahari itulah masa ketiga
penciptaan alam semesta. Proto-Bumi (“bayi” bumi) yang telah terbentuk terus
berotasi. Masa pemadatan kulit bumi agar layak bagi hunian makhluk hidup adalah
masa keempat.
Hadirnya
air dan atmosfer di bumi sebagai prasyarat kehidupan adalah masa kelima proses penciptaan alam.
Kemudian, lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal
dan tumbuh-tumbuhan merupakan masa
keenam dalam proses penciptaan bumi.
Hadirnya
tumbuhan dan dan proses fotosintesis sekitar 2 milyar tahun yang lalu
menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa keenam itu
pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya
rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.
Tersedianya
air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada masa awal kelima dan keenam
itulah yang dimaksudkan Allah dan memberkahi bumi dan menyediakan makanan bagi
penghuninya. (QS, 41:10). Di dalam QS, An-Naziat :31-33 hal ini diungkapkan
sebagai penutup kronologis enam masa penciptaan, “31. Ia memancarkan
daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. 32. Dan
gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,33. (semua itu) untuk kesenanganmu
dan untuk binatang-binatang ternakmu.
(Marzuki, dkk, 2002: 137-140)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar