Asik

Senin, 10 November 2014

Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa Teori Proses Penciptaan Alam Semesta

Semua benda di langit yang tersebar di jagat raya disebut alam semesta.  Luasnya tak terhingga, tak berujung dan tak bertepi.  Di dalam alam semesta terdapat kelompok-kelompok bintang yang berkerumun dengan jumlah tak terbilang.  Setiap kelompok bintang tersebut dinamakan galaksi (galaxy).  Salah satu di antaranya bernama Galaksi Bima Sakti (Milky Way).

Konon bentuk alam semesta menyerupai balon karet yang sedang ditiup. Galaksi-galaksi dan benda langit lainnya terletak pada permukaan balon yang terus membesar. Itulah sebabnya alam semesta terun mengembang sehingga jarak antar pusat galaksi terus bertambah. Meskipun terdapat lebih dari 300 milyar galaksi dan masing-masing memiliki bintang-bintang yang sinarnya jauh melebihi matahari, karena luasnya yang tak terhingga dan terus bertambah, bagian tengah dan pusat alam semesta tetap gelap gulita.

Kajian (study) mengenai sifat, evolusi, dan asal alam semesta (universe) disebut Kosmologi. Para ahli-ahli astronomi sepakat bahwa teori big bang (Dentuman Besar) dan teori bola api purba merupakan teori pembentukan alam semesta, walaupun kesimpulannya masih mengandung ketidakpastian. Gagasan ini pertama kali ditemukan oleh ahli astronomi belgia, Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1927. Berikut adalah teori-teori penciptaan alam semesta.

Teori Big Bang (Dentuman Besar)
Gagasan Big Bang didasarkan pada alam semesta yang berasal dari keadaan panas dan padat yang mengalami ledakan dahsyat yang mengembang. Pada model Big Bang, alam semesta 1010 tahun yang lalu secara terus-menerus berekspansi sehingga pada keadaan yang lebih dingin (pergeseran merah galaksi) seperti sekarang.

George Gamaw (fisikawan) mengkaji model alam semesta ini dan menghitung ledakan yang menghasilkan sejaumlah besar letupan foton-foton. Ia memprediksi foton ini tergeser merah oleh ekspansi alam semesta yang diamati sekarang sebagai foton radio dan temperatur 3K merupakan penjelasan yang baik sebagai radiasi latar(background radiation)yang ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson di Amerika tahun 1965.

Galaksi mengandung hidrogen sekitar tiga kali lebih banyak dari pada helium. Pengamatn ini dapat dijelaskan sebagai akibat dari pendinginan alam semesta setelah dentuman besar. Begitu alam semesta menjadi dingin, netron dan proton bergabung membentuk inti helium pada 10 milyar derajat, menyisakan kelebihan proton sebagai inti hidrogen.

Model Keadaan Tunak (Tetap)
Teori keadaan tunak diusulkan pada tahun 1948 oleh H. Bondi. T. Gold dan F. Hoyle dari universitan Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Dalam model keadaantunak (mantap), tidak ada bola api kosmik, karenanya radiasi latar (background radiation) bukan temperatur 3K. Jika identifikasi radiasi ini benar, maka hipotesa keadaan tunak adalah salah. Tetapi jika diperoleh penjelasan lain untuk radiasi 3K maka seluruh persoalan (subject) dapat dibangkitkan kembali. Selama tahun 1960-an, dari astronomi radio jelas terkesan bahwa densitas ruang (jumlah per kubik parsec) galaksi yang mengemisikan radio lebih jauh jaraknya pada masa yang lalu dari pada masa sekarang. Tampaknya gagasan ini berbeda bahwa alam semesta selalu sama dan rupanya menyimpang dari model keadan tunak.

Model Osilasi
Teori osilasi menduga bahwa alam semesta tidak ada awal dan tidak ada akhirnya. Dalam model Osilasi dikemukakan bahwa sekarang alam semesta tidak konstan, berekspansi yang dimulai dengan dentuman besar, kemudian beberapa waktu yang akan datang gravitasi mengatasi efek ekspansi ini sehingga alam semesta akan mulai mengempis (collapse), akhirnya mencapai titik koalisensi (gabungan) asal dimana temperatur dan tekanan tinggi akan memecahkan semua materi ke dalam partikel-partikel elementer (dasar) sehingga terjadi dentuman besar baru dan ekspansi mulai lagi. Alam semesta mungkin telah dimulai dalam sebuah dentuman besar, atau mungkin berada dalam keadaan tetap atau dalam berosilasi.

Alam semesta maha luas yang terus berubah oleh peristiwa yang terjadi pada bintang dan galaksi. Bintang selalu menyusut, jika ukuran kritis atau radius schwarzschilddilampaui maka disebut lubang hitam. Radius schwarzschildadalah ukuran kritis yang harus dicapai agar massa bintang menjadi cukup rapat untukmenjerat cahaya dalam medan gravitasinya.

Matahari termasuk dalam galaksi Bimasakti yang terdiri dari 100 milyar bintang, kelompok bintang globular (berbentuk bulat), sejumlah gas dan debu. Galaksi kita adalah sistem yang berbentuk ceper dengan diameter 30 kpc (kiloparsek) dengan konsentrasi yang lebih padat dalam inti galaksi. Matahari terletak 10 kpc dari pusat inti galaksi.

Jika sumber cahaya bergerak menjauhi/mendekati kita dengan kecepatan konstan maka akan terlihat pergeseran merah/biru. Kecepatan pergeseran merah (red shift) dapat dinyatakan dengan kecepatan resesi (menjauh) atau kecepatan  pergeseran merah V.

Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini dilandasi adanya pemikiran bahwa alam semesta mengalami siklus setiap 30 milyar tahun sekali, yaitu terjadinya massa ekspansi dan massa kontraksi. Pada massa ekspansi, terbentuklah galaksi-galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi ini disebabkan adanya tenaga yang berasal dari reaksi inti hidrogen yang membentuk berbagai unsur kemudian menyusut kembali karena mengeluarkan tenaga panas yang sangat tinggi.

Kedua teori tentang pembentukan alam semesta tersebut mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang ada pada zaman sekarang berasal dari partikel yang ada pada zaman dulu. Dengan demikian, berdasarkan teori ekspansi dan kontraksi, sebenarnya alam semesta ini tidak berawal dan tidak berakhir. (Mulyo, 2008: 24)

Enam Hari Penciptaan Menurut Astronomi Dan Al-Quran
Hal ini berdasarkan Al-Quran Surat Fushilat ayat 9-12. Yang artinya:
9. Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam." 10. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. 11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati." 12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Itulah kronologis penciptaan alam semesta oleh Allah dalam enam masa. Dua masa untuk menciptakan langit sejak berbentuk dukhan (campuran debu dan gas), dua masa untuk menciptakan bumi dan dua masa  (empat masa sejak penciptaan bumi) untuk memberkahi bumi dan menentukan makanan bagi penghuninya. Ukuran lamanya masa (“hari, ayyam) tidak dirinci dalam Al-Quran.

Belum ada penafsiran pasti tentang enam masa itu. Namun, berdasarkan kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat dalam Al-Quran dapat dipahami enam masa itu adalah enam tahapan proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Lamanya tiap masa tidak menjadi fokus perhatian.

Masa Pertama dimulai dengan ledakan besar (Big Bang). Ledakan itu pada hakikatnya adalah pengembangan ruang yang dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah berkuasa meluaskan langit (QS 51:47).

Masa Keduaadalah pembentukan bintang-bintang di dalam galaksi-galaksi yang terus berlangsung. Dalam bahasa Al-Quran disebut penyempurnaan langit (QS, 2:29). Dukhan (debu dan gas antar bintang) pada proses pembentukan bintang akan menggumpal memadat. Bila intinya telah cukup panasnya untuk memantik reaksi fusi nuklir, maka mulailah bintang bersinar.  Dalam bahas Al-Quran Big Bang dan pengembangan alam yang menjadikan galaksi tampak makin berjauhan (makin tinggi menurut pengamat di bumi) serta proses pembentukan bintang-bintang baru disebut sebagai “ Dia meninggikan bangunannya (langit) lalu menyempurnakannya.” (QS, 79:28)

Masa ketiga dan keempat dalam penciptaan alam semesta adalah penciptaan tata surya termasuk bumi. Proses pembentukan matahari sekitar 4,6 milyar tahun lalu dan mulai dipancarkan cahaya dan angin matahari itulah masa ketiga penciptaan alam semesta. Proto-Bumi (“bayi” bumi) yang telah terbentuk terus berotasi. Masa pemadatan kulit bumi agar layak bagi hunian makhluk hidup adalah masa keempat.

Hadirnya air dan atmosfer di bumi sebagai prasyarat kehidupan adalah masa kelima proses penciptaan alam. Kemudian, lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan merupakan masa keenam dalam proses penciptaan bumi.

Hadirnya tumbuhan dan dan proses fotosintesis sekitar 2 milyar tahun yang lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa keenam itu pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.

Tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada masa awal kelima dan keenam itulah yang dimaksudkan Allah dan memberkahi bumi dan menyediakan makanan bagi penghuninya. (QS, 41:10). Di dalam QS, An-Naziat :31-33 hal ini diungkapkan sebagai penutup kronologis enam masa penciptaan, “31. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. 32. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,33. (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
(Marzuki, dkk, 2002: 137-140)

Tidak ada komentar: