Asik

Sabtu, 17 Juli 2021

Learning Journal Akuntabilitas

 

LEARNING JOURNAL

 

Program Pelatihan                                     

Angkatan/ Kelas                                         

Nama Agenda                                              : Learning Journal Akuntabilitas

Nama Peserta                                              

Nomor Daftar Hadir                                     :

Lembaga Penyelenggara Pelatihan       

 

A.     Pokok Pikiran

Menurut Halim (2014:83) akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum atau pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Akuntabilitas Publik yaitu mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Asas akuntabilitas merupakan asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan negara dan hasil akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi (Tiwinarni, 2017:18).

Suatu instansi dikatakan memiliki akuntabilitas ketika instansi tersebut dapat menyajikan data secara lugas tentang keputusan yang telah dibuat, mengizinkan pihak yang berwenang dari luar instansi untuk mensurvei data. Kebijakan pemerintah yang dapat disurvei secara objektif oleh khalayak ramai atau masyarakat akan dinilai sebagai instansi yang akuntabel. Akuntabilitas merupakan titik tolak untuk menjadikan instansi yang lebih baik.

Selanjutnya, ASN yang akuntabel merupakan wujud nyata dari ASN yang mampu mewujudkan nilai publik. Prinsip penting dibalik kewajiban akuntabilitas adalah untuk bekerja sebagai ASN yang menjadi pelayan publik atau masyarakat. Akuntabilitas dicirikan sebagai perencanaan yang terorganisir untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan adanya penilaian evaluasi pada akhir pelaksanaan. Setiap stakeholder akan dianggap berakuntabilitas secara efektif apabila mampu bertanggung jawab pada saat penilaian evaluasi guna meningkatkan kinerja. Akuntabilitas memiliki tiga fungsi utama, yaitu (1) untuk menyediakan kontrol dalam keberlangsungan demokrasi; (2) untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan; (3) untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Akuntabilitas merupakan hal yang sangat penting bagi seorang ASN, karena tiga tugas utama ASN adalah pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, dan perekat pemersatu bangsa.

Lebih lanjut guna meningkatkan akuntabilitas ASN di dalam ruang lingkup pemerintahan perlu diadakan kebijakan yang menjadi kontrol dan evaluasi untuk meninjau seberapa akuntabel ASN dalam pelayanannya. Wujud nyata dari tindak lanjut kontrol terhadap akuntabilitas ASN yang telah diterapkan salah satunya adalah penerapan Sasaran Kerja Pegawai (SKP), Sistem Akreditasi untuk lembaga-lembaga, dan Sistem pengawasan (CCTV, finger print)

Dalam prakteknya ASN wajib menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadinya. Penempatan kepentingan umum berarti bahwa: Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias; Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process; Akuntabel dan transparan; Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien; Berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik etika sesuaidengan organisasinya serta Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik kepentingan.

 

Profil Tokoh

Tokoh yang menjadi inspirasi dalam penerapan nilai-nilai akuntabilitas adalah Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Imam Santoso, salah satu tokoh kepolisian Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5 yang bertugas dari tahun 1968 - 1971.

Salah satu kisah yang melegenda dari seorang Hoegeng saat dirinya bertugas di Medan dengan pangkat kompol. Di sana, dia membongkar praktik suap menyuap pada para polisi dan jaksa di Medan yang menjadi antek bandar judi. Berbeda dengan polisi lainnya, Hoegeng tidak mempan disuap. Barang-barang mewah pemberian bandar judi dilemparnya keluar jendela. Baginya, lebih baik hidup melarat dari pada menerima suap atau korupsi. Prinsip hidup itu ia tiru dari mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Dalam menjalani kesehariannya di kantor, Hoegeng merupakan sosok yang disiplin. Dia selalu tiba di mabes Polri sebelum pukul 07.00. bahkan sebelum sampai ke kantor, dia menyempatkan diri dulu untuk memantau situasi lalu lintas dan kesiapsiagaan aparat kepolisian di jalan.

Mengutip lelucon yang pernah dilontarkan oleh mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Lelucon tersebut menyinggung seorang tokoh bernama Hoegeng yang dikenal karena kredibilitasnya semasa menjabat sebagai polisi.

"Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng," demikian kutipan Gus Dur yang terkenal.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat kita tinjau bahwa bapak Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Imam Santoso menerapkan prinsip-prinsip dasar akuntabilitas sebagai seorang pemimpin yang memiliki komitmen yang tinggi, membuat masyarakat percaya akan akuntabilitas beliau. Beliau memegah teguh prinsip untuk menghindari konflik kepentingan dan jabatan dengan tidak menerima segala bentuk penyuapan uang maupun barang. Penggunaan fasilitas negara pun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari jabatan yang beliau emban. Hal ini sejalan dan dapat diambil teladan bahwa setiap ASN harus memastikan bahwa fasilitas milik negara, penggunaannya diatur sesuai dengan prosedur yang berlaku serta penggunaannya dilakukan secara bertanggung jawab.

 

B.    Penerapan

Sebagai seorang guru, berkaitan dengan akuntabilitas yang harus diterapkan sudah barang tentu sejalan dengan tugas dan fungsi kita sebagai tenaga pendidik dan kependidikan. Oleh karena itu, baik di dalam atau pun di luar kelas, guru menjadi teladan bagi seluruh muridnya, menjadi figur yang memberikan semangat kepada murid dalam menjalani pembelajaran yang sesuai dengan motto pendidikan “Tut Wuri Handayani”.  Guru bertugas untuk menciptakan suasana atau iklim proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat, sebagai orangtua kedua yang memiliki artian pengganti orang tua di lingkungan sekolah. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru merencanakan kegiatan pembelajaran, mengadakan kontrak belajar dengan murid, hingga sampai kepada tahap akhir pembelajaran guru melaksanakan evaluasi. Sebagai bentuk akuntabilitas untuk keterbukaan, di akhir semester guru memaparkan nilai capaian hasil belajar murid yeng merupakan akumulasi dari nilai tugas, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester.

Selain dalam kegiatan pembelajaran, saya juga menerapkan prinsip akuntabilitas pada kegiatan-kegiatan lain di unit kerja saya. Sebagai salah satunya adalah saya menjadi panitia dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di unit kerja saya, saya bertanggung jawab untuk menyukseskan kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan meminimalisir konflik kepentingan, contoh sederhananya ketika menjadi seorang juri dari suatu lomba.

Demikian pemaparan mengenai Learning Journal Akuntabilitas, semoga bermanfaat bagi saya sebagai penulis khususnya, umumnya bagi semua pihak yang membaca.

 

Referensi :

-            https://id.wikipedia.org/wiki/Hoegeng_Imam_Santoso

-            https://www.merdeka.com/jateng/5-kisah-inspiratif-jenderal-hoegeng-disebut-gus-dur-sebagai-polisi-jujur.html?page=2

Tidak ada komentar: