Asik

Senin, 17 November 2014

Penjelasan Atmosfer (Kaitan Atmosfer dengan Aspek Ketuhanan dan Aspek Pendidikan)

A.    Pengertian Atmosfer
Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara yang disebut atmosfer. Atmosfer terdiri atas bermacam-macam unsur gas dan di dalamnya terjadi proses pembentukan dan perubahan cuaca dan iklim. Atmosfer melindungi manusia dari sinar matahari yang berlebihan dan meteor-meteor yang ada. Adanya atmosfer bumi memeperkecil perbedaan temperature siang dan malam. Gejala yang terjadi di atmosfer sangat banyak dan beragam. Pada lapisan bawah angina berhembus, angin terbentuk, hujan dan salju jatuh, dan terjadilah musim panas dan musim dingin. Semua ini merupakan gejala yang lazim terjadi yang sering disebut cuaca.
Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti permukaan padat dan cair pada bumi. Selubung ini membentang ke atas sejauh beratus – ratus kilometer, dan akhirnya bertemu dengan medium antar planet yang berkerapatan rendah dalam system tata surya. Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
Dalam arti lain, atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet. Semua planet yang selama ini sudah diketahui oleh manusia memiliki atmosfer, yang membedakannya adalah susunan atmosfer, persentase materi (gas) penyusun materi dan materi penyusun atmosfer itu sendiri. Dalam pembahasan selanjutnya yang dimaksud atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi bumi. Jad janga alihkan pemkiran anda pada hal selain bumi. Kecuali jika anda ingin sedikit salah kaprah tentang arti atmosfer.
B.     Struktur Atmosfer dan Karakteristiknya
Jika temperatur vertikal di pakai sebagai dasar pembagian atmosfer, maka terdapat diskontinuitas profil temperatur yang menandai lapisan-lapisan atmosfer, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Puncak dari lapisan-lapisanini disebut tropopause, stratopause, mesopause, dan termopause. Atmosfer adalah rahmat Allah kepada umat manusia. Tanpa atmosfer hampir mustahil ada kehidupan di dunia ini. Atmosfer mempunyai struktur sebagai berikut:
1.      Trofosfer
Merupakan lapisan terendah, kombinasi gasnya sangat cocok untuk kehidupan. Lapisan ini adalah lapisan paling tipis dan sangat aman dari pancaran radiasi. Dengan ketinggian 0 Km – 16 Km diatas permukaan laut., pada lapisan ini segala macam bentuk cuaca, suhu, kelembaban, tekanan dan angin yang kita rasakan berlangsung.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17 sampai -52. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.Tebal troposfer sekitar 10 km. Pada troposfer ini terdapat gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Troposfer terdiri atas:
a.  Lapisan planetair               : 0-1 km
b.  Lapisan konveksi              : 1-8 km
c.  Lapisan tropopause           : 8-12 km
Tropopause merupakan lapisan pembatas antara lapisan troposfer dengan stratosfer yang temperaturnya relative konstan. Pada lapisan tropopause kegiatan udara secara vertical terhenti
Lapisan atmosfer troposfer adalah lapisan yang terdekat  ke permukaan bumi. Lapisan ini masih memungkinkan manusia untuk bernafas dengan bebas. Di lapisan inilah fenomena cuaca dan iklim terjadi. Selain itu, lapisan ini juga merupakan lapisan atmosfer yang mengandung uap air dan karbondioksida terbanyak dibandingkan dengan lapisan-lapisan lainnya.
2.      Stratosfer
Diantara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopouse. Terletak pada ketinggian 16 Km – 48 Km di atas permukaan laut,pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Terdapat  lapisan  ozon, menyerap radiasi sinar ultraviolet tidak terdapat uap air, awan atau debu atmosfer.
Struktur pada lapisan atmosfer stratosfer ini kurang padat jika dibandingkan dengan lapisan-lapisan atmosfer lainnya. Terdiri atas gas-gas yang terdapat dalam troposfer, namun pada lapisan ini mengandung uap air dalam jumlah yang sedikit.
Lapisan ini memiliki suhu lebih dingin dan ditempati oleh lapisan ozon, yaitu sebuah lapisan yang berfungsi sebagai tirai pelindung dari radiasi ultraviolet yang membahayakan yang berasal dari matahari. Lapisan ozon inilah yang rusak jika manusia malakukan aktivitas dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
3.      Mesosfer
Terletak pada ketinggian 40 Km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar - 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Lapisan Mesosfer terletak pada ketinggian 48 Km – 80 Km diatas permukaan laut.Lapisan ini menjadi tameng bumi dari jatuhan meteor dan benda-benda angkasa lainnya.Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -810C, dan pada puncak mesosfer suhunya bisa mencapai -1000C.
Susunan Mesosfer berbeda dengan lapisan stratosfer. Kepadatan gas-gas yang terdapat di lapisan atmosfer ini sudah mulai berkurang. Mesosfer memiliki lapisan ion atau udara yang bermuatan listrik yang disebut sebagai lapisan D yang letaknya di ketinggian 50-70 km di atas permukaan bumi.
Atom-atom pada lapisan ini terionisasi dan mampu memantulkan pancaran radio gelombang pendek. Area ini sering dinamakan ionosfer. Ionosfer ini memiliki peranan penting dalam penggunaan komunikasi radio global.
4.      Termosfer
Berasal dari bahasa yunani termos, berarti panas. Dalam hal ini yang dimaksudkan bukanlah lapisan yang terpanas, melainkan dinamakan demikian karena terjadi kenaikan suhu yang sangat signifikan. Pada lapisan ini suhu memiliki suhu rata-rata 1982oC.Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Lapisan ini terletak pada ketinggian 80 Km – 483 Km di atas permukaan laut.Disebut juga lapisan ionosfer.Sebelum ada satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.
Lapisan ini memiliki kerapatan udara yang sangat renggang sehingga hampir mendekati kondisi ruang hampa udara. Walaupun begitu, udara di lapisan ini cukup padat dan masih mampu membakar meteor yang sedang melaju turun pada ketinggian 300 km.
Hampir semua atom gas pada lapisan ini mengandung muatan listrik akibat terionisasi oleh radiasi matahari dan lain-lain. Lapisan termosfer ini sangat berguna dalam bidang komunikasi. Lapisan inilah yang memantulkan gelombang-gelombang radio ke bumi yang dapat diterima di seluruh dunia.
5.      Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan terluar dari atmosfer. Terletak pada ketinggian diatas 483 Km di atas permukaan laut.Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.Lapisan ini merupakan lapisan paling panas. Molekul debu dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi.Lapisan ini disebut juga ruang antarplanet dan geostasioner.Lapisan ini sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.
Lapisan ini adalah lapisan atmosfer terluar yang membentang di angkasa luar dan menyatu dengan atmosfer dan radiasi matahari. Lapisan ini disusun oleh gas hidrogen sebagai gas penyusun utamanya. Di lapisan ini diisi oleh lapisan ultraviolet.
Ciri-Ciri Atmosfer
    1.      Atmosfer bumi ini terdapat pada ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560     km dari atas permukaan bumi.
    2.      Atmosfer berbentuk selubung udara yang terdiri atas unsur gas, debu, dan uap air.
    Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan.
MACAM GAS
VOLUME %
MASSA %
Nitrogen
78,088
75,527
Oksigen
20,949
23,143
Argon
0,930
1,282
Karbon dioksida
0.030
0.045

99,997
99,997

    3.      Setiap lapisan tersebut mempunyai karakteristik dan fungsi masing-masing.   
6.      Komposisi Atmosfer
Atmosfer merupakan media penerima dan perjalanan gas-gas buang /bahan pencemar  ,terutama pada lapisan troposfer. troposfer meliputi ruang mulai pemukaan bumi sampai ketinggian ± 10 Km atau 33,00 ft dengan volume kurang lebih 5,1 x 106  Km3 lapisan ini mengandung sekitar 75% dari massa atmosfer.
Atmosfer atau udara merupakan campuran berbagai macam gas yang bersifat homogen . susunan utama dari udara kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% gas-gas mulia dan 0,03% karbon dioksida dan beberapa gas lainya dalam jumlah yang sangat kecil.
Tabel 1 Gas utama dalam udara kering

Komposisi atmosfer udara selalu tetap dari dasar hingga 100 kilometer ke atasnya. Komponen utama adalah molekul nitrogen, oksigen, dan argon, dengan perbandingan campuran kira-kira 78%,21% dan 0.9%. Jadi daerah ini disebut “lapisan homogen”. Atmosfer dalam daerah ini homogen karena udara tercampur baik oleh difusi yang disebabkan ukuran vortex yang berbeda-beda (difusi jenis ini disebut “difusi vortex” atau “difusi turbulen”).
Di sisi yang lain, bila ketinggian lebih dari 100 kilometer, komposisi atmosfer berubah sesuai ketinggaian. Semakin ringan gasnya, semakin tinggi daerah distribusi gasnya. Jadi, daerah ini disebut daerah “lapisan heterogen”. Daerah ini heterogen karena kerapatan atmosfer di sini lebih kecil sejuta kali daripada di bawah, sehingga difusi yang disebabkan oleh kolisi atom dan molekul (disebut difusi molekul) menjadi lebih cepat daripada difusi vortex di daerah ini. Semakin ringan molekul dan atomnya, semakin tinggi kecepatan distribusinya. Oleh karena itu, semakin ringan molekulnya, semakin tinggi daerah distribusinya. Dan karena molekul pada daerah yang tinggi terdisosiasi menjadi atom-atom oleh adanya sinar ultraviolet dari matahari, komposisi atmosfer berubah-ubah sesuai dengan urutan berikut (dari lapisan rendah ke lapisan yang lebih tinggi): molekul nitrogen (N2), molekul oksigen (O2), atom nitrogen (N), atom oksigen (O), atom helium (He), dan atom hidrogen (H).
Bagaimanapun, fakta di atas yang menyebutkan bahwa komposisi atmosfer menjadi heterogen pada daerah yang tinggi bukan penyebab mengapa lapisan ozon terbentuk di ketinggian 10-50 kilometer dari tanah. Penyebab sesungguhnya adalah sinar ultraviolet dari matahari, yang sangat penting untuk menghasilkan ozon, hanya bisa mncapai ketinggian tersebut. Sinar matahari terdiri dari sinar dengan kisaran panjang gelombang yang luas seperti sinar ultraviolet, sinar tampak, dan sinar inframerah. Sinar tampak dapat mencapai tanah, sedangkan hampir semua sinar ultraviolet diserap oleh atmosfer. Kemudian hanya sinar ultraviolet terdekat dengan sinar tampak yang bisa mencapai tanah. Ozon (O3) dihasilkan ketika molekul oksigen (O2) berdisosiasi menjadi atom oksigen (O) dengan sinar ultraviolet dan oksigen atom bergabung dengan molekul oksigen (O2).
Lapisan ozon yang rapat ini terbentuk di ketiggian 20-30 kilometer dari tanah. Sejumlah molekul oksigen, yang merupakan penyusun ozon, berkurang seiring dengan ketinggian atmosfer, tapi intensitas sinar ultraviolet, yang memecah molekul oksigen, bertambah seiring dengan ketinggian atmosfer. Berdasarkan dua faktor ini, pembentukan ozon menjadi tertinggi pada lapisan di ketinggian 20-30 kilometer dari tanah.
7.              Manfaat Atmosfer
Atmosfer sebagai lapisan penyusun planet bumi yang melindungi kehidupan di bumi dan penjaga keseimbangan panas bumi. Dengan adanya atmosfer, suhu di bumi menjadi stabil untuk kehidupan manusia, karena adanya efek rumah kaca di atmosfer,sehingga sinar matahari yang masuk atmosfer dapat diserap dan menghangatkan udara. Efek rumah kaca di atmosfer ini dapat menaikan suhu rata-rata di permukaan bumi hingga 33°C yang dari tadinya suhu rata-rata bumi -180C naik menjadi 15°C. seandainya tidak ada efek rumah kaca maka suhu di bumi terlalu dingin bagi kehidupan manusia. Namun beberapa kegiatan manusia, terutama produksi dan konsumsi energi (pembakaran bahan bakar fosil, penebangan dan pembakaran hutan) menyebabkan peningkatan kadar gas-gas rumah  kaca (CO2) di atmosfer, sehingga meningkatkan efek rumah kaca dan terjadi pemanasan global. Selain itu atmosfer berfungsi meneruskan   energi   radiasi   matahari, memantulkan energi radiasi matahari, mengabsorp energi radiasi matahari, memberikan perlindungan terhadap pengaruh sinar kosmik yang berbahaya dari angkasa luar, menyimpan dan mendaur ulang nutrisi, pengaturan keseimbangan energi secara lokal dan global, dan pengaturan iklim secara lokal dan global.
Atmosfer sebagai sumber oksigen bagi pernapasan dan sumber karbondioksida bagi reaksi fotosintesis. Oksigen dipertukarkan antara atmosfer dan kehidupan melalui proses fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menghasilkan oksigen ketika karbon dioksida dan air secara kimiawi diubah menjadi glukosa dengan bantuan sinar matahari. Respirasi adalah proses kebalikan dari fotosintesis. Dalam respirasi, oksigen dikombinasikan dengan glukosa untuk kimia melepaskan energi untuk metabolisme. Produk dari reaksi ini adalah air dan karbon dioksida. Disamping itu atmosfer juga berfungsi sebagai komponen dasar dari siklus hidrologi, atmosfer menjadi media transport air dari lautan kedaratan. selain itu dapat menyerap radiasi elektromagnetik dari sinar matahari.
Atmosfer sebagai penampung berbagai bahan pencemaran yang dihasilkan terutama oleh kegiatan manusia. Ini dapat menyebabkan kualitas atmosfer menurun dan akhirnya akan memberikan dampak negatif bagi keseluruhan mahluk hidup dan kemungkinan menyebabkan perubahan-perubahan sifat atmosfer
Manfaat gas yang terdapat dalam atmosfer antara lain:
-          Nitrogen (N2) jumlahnya paling banyak, meliputi 78 bagian. Nitrogen tidak langsung bergabung dengan unsur lain, tapi merupakan bagian dari senyawa organik.
-          Oksigen (O2) sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubahzat makanan menjadi energi hidup.
-          Karbon dioksida (CO2) menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse) transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasigelombang panjang. Dengan demikian kenaikan kosentrasi CO2 di dalam atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu di bumi.
Ozon (O3) adalah gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk laindari oksigen. Gas ini terdapat pada ketinggian antara 20 hingga 30 km.Ozon dapat menyerap radiasi ultra violet yang mempunyai energi besardan berbahaya bagi tubuh manusia.
8.      Sifat-sifat Atmosfer
a.       Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi bumi sampai ketinggian 560 km dari permukaan bumi.
b.      Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar
c.       Tidak berwarna, tidak berbau, tidak  dapat dirasakan, tidak dapat diraba (kecuali bergerak sebagai angin).
d.      Mudah bergerak, dapat ditekan, dapat berkembang.
e.       Mempunyai berat (56 x 1014) ton dan dapat memberikan tekanan 99% dari beratnya berada sampai ketinggian 30 km, dan separuhnya berada di bawah 6000 m.
f.       Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat pergesekan ( miasalnya meteor hancur sebelum mencapai permukaan bumi). Sangat penting untuk kehidupan dan sebagai media untuk proses cuaca. Sebagai selimut yang  melindungi bumi terhadap tenaga penuh dari matahari padawaktu siang, menghalangi hilangnya panas pada waktu malam. Tanpa atmosfer suhu bumi pada siang hari 93,3 0C dan pada malam hari -148,90C.
9.      Atmosfer dan Aspek-Aspek Lainnya
1.      Kaitan Atmosfer dengan Aspek Ketuhanan
Dalam Al-quran kata atmosfer disama maknakan dengan kata langit. Seperti tercantum dalam alquran surah Al-Baqarah ayat 29 yang artinya :
 “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Al Qur’an, 2:29)
Sudah sangat jelas sekali pada ayat diatas dicantumkan bahwa Allah menciptakan langit dengan tujuh lapisan. Seperti sekarang yang telah para ilmuwan dunia akui. Bahkan, yang lebih luar biasanya lagi. Al-quran telah memberitahu manusia sebelum adanya alat yang dapat memastikan kebenaran pernyataan diatas. Jika anda menganggap saya mengada-ngada akan hal ini anda dapat membuka al-quran. Sedangkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12 yang artinya:
“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.”(Al Qur’an, 41:12)
Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, “… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus.
2.      Kaitan Atmosfer dengan Aspek Pendidikan
Apa yang kita rasakan dewasa ini, dengan cuaca yang semakin tidak menentu. Tidak perlu jauh-jauh’ di daerah anda misalnya. Mungkin untuk beberapa wilayah terjadi penaikan suhu yang sangat signifikan. Sehingga di daerah puncak pun hawa panas sudah merasuk ke dalam tulang. Apa yang telah terjadi dan sedang kita rasakan sekarang memacu manusia untuk berpikir lebih keras lagi untuk menemukan cara bertahan hidup dan lepas dari kemusnahan.
Salah satu cara yang sedang diupayakan oleh para ilmuwan adalah dengan cara menemukan planet baru. Bahkan, mengenai hal yang satu ini banyak sekali media masa yang telah melaporkan proses pencarian planet baru tersebut. Suatu pertanyaan besar akn muncul. Apakah takdir bisa di lawan, mengenai adanya hari kiamat jika manusia terus berusaha?

Referensi
Admiranto, A.Gunawan. 2000. Tata Surya dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.
Bayong Tjasyono, Dr.1999.Klimatologi Umum. Bandung: FMIPA - ITB.
Brian J., Skinner. 1984. Sumber Daya Bumi. Yogyakarta: Gajah Mada University press.p
Murdiyarso, Daniel.2003.Konvesi Perubahan Iklim. Jakarta: Kompas.
Mulyo, Agung. 2004. Pengantar Ilmu Kebumian untuk Pengetahuan Geologi Pemula. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Mulyono, Agus & Abtokhi, Ahmad. 2006. Fisika dan Al-Qur’an. Malang: UIN Malang Press.
Philip D. Thompson, Robert O’Brien.1983. Weather. USA: Time Life Book Inc.
Tjasyono, Bayong.2009. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Jaakarta:Remaja Rosdakarya.

Ayo Shalat Berjama’ah di Mesjid

Salah satu sunah Nabi SAW yang saat ini seringkali urang diindahkan oelh umat Islam adalah shalat berjama’ah di masjid. Padahal shalat berjama’ah di masjid amat ditekankan perintahnya oleh Rasullah SAW.

Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, ada seorang buta datang kepada Nabi SAW dan berkata: “Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun yang menuntun saya datang ke masjid”; kemudian laki-laki buta itu minta keringanan kepada beliau agar diperkenankan shalat dirumahnya. Nabi SAW pun mengizinkannya; tetapi saat ia bangkit untuk pulang, beliau SAW bertanya kepadanya: “Apakah kamu mendengar panggilan untuk shalat (adzan)?”. Laki-laki buta itu menjawab: “Ya (saya mendengar)”. Nabi SAW bersabda: “(Kalau begitu) Kamu harus datang ke masjid”.

Hadits di atas dengan jelas menginformasikan tentang penekanan perintah shalat berjama’ah, seorang buta sekalipun, bahkan yang tidak memiliki penuntun, tetap harus datang ke masjid jika mendengar seruan adzan.

Selain itu, shalat berjama’ah pun memiliki keutamaan daripada shalat sendirian. Sebuah hadits masyhur muttafaq ‘alaih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menerangkan hal ini. Dari Ibnu ‘Umar r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ”Shalat berjama’ah itu lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat”.

Sungguh rugi orang yang melewatkan begitu saja keutamaan ini. Wahai saudaraku, bukankah ini seharusnya yang kita kejar demi meraih keridhoan Allah SWT? Demi membuktikan kecintaan kita pada-Nya? Demi meraih  kebaikan bagi kehidupan kita? Takutlah kepada Allah, karena sifat malas shalat berjama’ah di mesjid, khususnya shalat shubuh dan isya, adalah salah satu ciri orang munafik. Hal ini dijelaskan sendiri oleh Rasulullah SAW, “Tidak ada shalat berjama’ah yang dirasakan berat oleh orang munafik, kecuali shalat fajr (shubuh) dan isya. Seandainya mereka mengetahui (keutamaan) yang ada pada keduanya, pada mereka akan mendatangi keduanya walaupun harus merangkak…”

Oleh karena itu marilah kita berupaya sekuat tenaga menghidupkan sunnah shalat berjama’ah ini. Agar keislaman kita terpelihara dan terhindar dari kesesatan serta kemunafikan. Sahabat Nabi SAW, Abdullah bin Mas’ud berkata, “Siapa saja di antara alian yang ingin bertemu dengan Allah SWT sebagai muslim maka ia harus benar-benar menjaga shalat-shalat ketika terdengar suara adzan. Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabi SAW sunanul huda (tuntutan-tuntutan yang penuh petunjuk) dan sesungguhnya shalat berjama’ah itu termasuk sunanul huda. Seandainya kalian shalat di rumahmu sebagaimana kebiasaan orang yang tidak suka berjama’ah, niscaya kamu sekalian telah meninggalkan sunnah Nabi, dan seandainya kamu sekalian meninggalkan sunnah Nabi, niscaya kamu tersesat. Sungguh pada masa Nabi tiada seorangpun tertinggal dari shalat berjama’ah kecuali orang munafi yang jelas-jelas munafik. Sehingga terjadi ada seorang (sahabat) dipapah oleh dua orang sehingga ia bisa berdiri pada salah satu barisan”. (H.R Muslim)

Rabu, 12 November 2014

Soal dan Pembahasan Materi Listrik Statis

1. Dua buah partikel masing-masing q1 dan q2 yang tidak diketahui besar dan jenisnya terpisah sejauh d. Antara kedua muatan itu pada garis hubungnya terdapat titik P yang berjarak 3/4 d dari q1. Jika kuat medan di titik P sama dengan nol, seperti terlihat pada gambar di samping. Tentukanlah perbandingan besarnya muatan q1 dan q2!  
 2. Perhatikan gambar berikut:
Dari gambar  di atas, diketahui:
Bila arus yang melewati AB = 12 A; AD = 4 A; CE = 6 A; DE = 3 A; dan arus yang keluar dari titik E = 18 A. Tentukan besar masing-masing kuat arus yang belum diketahui nilainya dan gambar kembali rangkaian tersebut beserta arah arus yang belum diketahui! Dari rangkaian gambar di atas.
3. Dari gambar di bawah!
 
Tentukan hambatan pengganti antara titik A – D!

4. Perhatikan gambar di bawah ini:
 
Dua buah bola digantung dengan panjang tali yang sama, memiliki muatan sejenis, masing-masing memiliki massa 0,1 gram.  Karena saling tolak menolak sehingga kedua tali penggantungnya membentuk sudut 120o dalam posisi kestimbangan. Jika jarak kedua bola 40 cm, dan g di tempat tersebut 10 ms-2, sedangkan k = 9 X 109 Nm2/C2.  Seperti terlihat pada gambar.
Tentukanlah:
a. Tegangan tali  (T) !
b. Muatan masing-masing bola!

Menikmati Energi Nuklir di Jepang

Jepang terkenal sebagai negara yang miskin akan sumber energi. Hampir 100% dari energi yang mereka pakai adalah hasil impor dari berbagai negara, boleh dikata bahwa Jepang adalah net energy importer. Minyak bumi mereka impor dari Timur Tengah, batubara berasal dari Indonesia, China, dan Australia, gas alam diimpor dari Indonesia dan Timur Tengah, sedangkan Uranium mereka peroleh dari Kanada dan Australia. Di sektor kelistrikan, Jepang memiliki keragaman energi yang menarik, tidak seperti di negara lain yang cenderung dominan di salah satu sumber energi, namun di Jepang ada tiga sumber energi utama yang diandalkan untuk menyuplai listrik mereka, yakni nuklir, batubara dan gas alam. Perbandingan di antara tiga sumber energi utama tersebut hampir berimbang: 31% nuklir, 25% batubara dan 26% gas alam, selebihnya bersumber dari minyak bumi dan pembangkit listrik tenaga air.


Mari kita coba lihat contoh perilaku ikan di laut. Ada beberapa jenis ikan yang hidup sendiri (soliter) dan apabila kita perhatikan, beberapa jenis ikan hidup secara berkelompok seperti halnya ikan Sarden. Pada contoh yang terakhir, mengapa ikan tersebut hidup berkelompok dan bergerak kesana kemari? Ternyata apabila di perhatikan dengan lingkungan sekitarnya, ikan memiliki strategi untuk menghadapi ancaman predator. Setiap ekor ikan memiliki satu pasang mata, namun apa yang terjadi apabila mereka hidup berkelompok? Kelompok ikan tersebut seakan-akan memiliki mata sebanyak dua kali jumlah ikan yang ada. Dengan cara seperti ini, mereka mampu mendeteksi keberadaan predator dan menginformasikan kepada anggota kelompok yang lain, arah gerakan untuk menghindari predator.

Dalam tulisan ini akan diceritakan sedikit tentang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Monju dan Ohi yang terletak di Fukui prefecture, sebelah selatan kota Kyoto. Di prefecture ini terdapat juga kota yang bernama Obama City, nama yang sama dengan Presiden Amerika saat ini, Barrack Obama.

PLTN Monju
Monju adalah PLTN pertama di Jepang yang berjenis Fast Breeder Reactor (FBR), terletak di dekat teluk Wakasa, sebelah utara Kyoto. Konstruksi PLTN ini dibangun pertama kali pada tahun 1985, dan titik kritis pertama dari pengoperasian PLTN ini terjadi pada tahun 1994. Reaktor di Monju ini tidak menggunakan air sebagai media pendingin dapur reaktor, namun menggunakan sodium (atau natrium), sejenis logam yang mudah bereaksi dengan udara (oksigen). PLTN ini berkapasitas 280 MW dan dioperasikan oleh Japan Atomic Energy Agency (JAEA). Sepertinya PLTN ini dibangun juga sebagai salah satu fasilitas riset nuklir milik pemerintah Jepang.
Pada tahun 1995, sempat terjadi sebuah insiden serius dalam pengoperasian PLTN ini. Pipa yang membawa material pendingin reaktor patah menyebabkan sodium bocor di ruangan dapur reaktor. Cairan sodium ini kemudian bereaksi dengan udara bebas (uap air dan oksigen) menghasilkan panas yang tinggi hingga ratusan derajat. Panas tersebut menyebabkan beberapa besi struktur di ruangan tersebut menjadi meleleh. Masih beruntung kejadian ini diketahui sebelum kerusakan yang lebih parah di ruang reaktor, sehingga tidak menyebabkan terjadinya kebocoran radiasi nuklir.
Insiden tersebut menyebabkakan PLTN ini ditutup selama hampir 15 tahun untuk dilakukan pemeriksaan dan perbaikan teknis reaktor maupun prosedur pengoperasiannya. Pada bulan Mei 2010, reaktor ini kembali mulai dioperasikan. Kesan mengunjungi PLTN kesan pertama yang muncul adalah bahwa sistem keamanan di sana sangat ketat sekali, semua orang diminta untuk terlebih dahulu mendaftar jauh-jauh hari dengan menyertakan fotokopi paspor atau identitas yang lain. Begitu pula ketika pertama kali akan memasuki fasilitas PLTN, kita diwajibkan berganti mobil dengan yang telah disiapkan oleh petugas, lalu diberikan ID khusus tamu yang diperlukan untuk melalui pemeriksaan keamanan yang berlapis-lapis.

Oleh karena PLTN Monju ini baru saja dioperasikan kembali, maka kita tidak akan diizinkan untuk memasuki bangunan reaktor tersebut, namun sebagai gantinya, kita bisa mengunjungi fasilitas pelatihan bagi para operator PLTN. Di sini terdapat simulator untuk mengoperasikan PLTN yang dibuat mirip dengan ruang operator yang asli. Biasanya calon operator PLTN mendapatkan pelatihan di fasilitas ini selama bertahun-tahun sebelum mereka diberikan tugas untuk menjalankan pengoperasian PLTN yang sesungguhnya.

PLTN Ohi
Berbeda dengan Monju yang berkapasitas kecil, PLTN Ohi memiliki kapasitas pembangkitan sebesar 4.710 MW dan telah dioperasikan secara komersial oleh Kansai Electric Power Company (KEPCO). Ohi memiliki 4 unit reaktor dengan jenis Pressure Water Reactor (PWR). Unit 1 dan 2 dioperasikan pertama kali pada tahun 1979 dengan kapasitas pembangkitan masing-masing adalah 1.175 MW. Sedangkan unit 3 dan 4 memiliki kapasitas masing-masing sebesar 1.180 MW, dioperasikan pada tahun 1991 untuk unit 3 dan unit 4 pada tahun 1993. Uniknya PLTN Ohi membutuhkan air sebagai media pendingin dapur reaktor, sehingga PLTN ini menyedot sejumlah air laut.

Di PLTN Ohi terdapat fasilitas public relationship bernama El Park Ohi PR Hall. Di tempat ini, kita bisa menikmati teater PLTN. Teater ini dibangun menyerupai bentuk reaktor nuklir Ohi, di dalamnya kita bisa menyaksikan film bagaimana reaktor PWR bekerja beserta simulasinya.

Pengunjung diperkenankan pula untuk melihat ruang utama fasilitas nuklir Ohi. Seorang pemandu akan menerangkan bagaimana proses perangkaian bahan bakar uranium menjadi siap digunakan, kemudian melihat fasilitas operator PLTN, generator yang digunakan untuk membangkitkan listrik, dan yang terakhir bagaimana sampah bahan bakar nuklir disimpan melalui jendela kaca yang memiliki ketebalan 30 cm untuk menghindari radiasi.

Energy Security
Jepang, sekali lagi telah membuktikan kehebatannya sebagai negara maju, meskipun mereka miskin akan sumber daya alam, namun mereka kaya akan kualitas sumber daya manusianya, sehingga mampu membangun teknologi sedemikian canggihnya. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat dan majunya industri Jepang menuntut permintaan sumber energi listrik yang luar biasa tinggi. Teknologi nuklir Jepang telah menjawab tuntutan masyarakatnya, bahwa tanpa sumber daya energi yang cukup, nuklir mampu memberikan solusi dengan memberikan daya pembangkitan listrik yang tinggi, dan tentunya dengan harga produksi yang terjangkau oleh masyarakat.

Penulis
Muhammad Erry Wijaya, mahasiswa doktor tahun pertama di Graduate School of Energy Science, Kyoto University, Jepang.

Akuntansi Binatang (Faktor yang Menggerakan Satwa untuk Melakukan Pengelompokkan)

Pernahkah kita membayangkan bahwa binatang di alam mampu berhitung layaknya pedagang? Bagi mereka yang pernah melihat pertunjukan sirkus, jangan bayangkan satwa liar di alam melakukan penghitungan matematis sederhana seperti dalam pertunjukan tersebut. Satwa liar bahkan mampu melakukan perhitungan yang lebih rumit dan menyangkut hidup dan matinya.
Mari kita coba lihat contoh perilaku ikan di laut. Ada beberapa jenis ikan yang hidup sendiri (soliter) dan apabila kita perhatikan, beberapa jenis ikan hidup secara berkelompok seperti halnya ikan Sarden. Pada contoh yang terakhir, mengapa ikan tersebut hidup berkelompok dan bergerak kesana kemari? Ternyata apabila di perhatikan dengan lingkungan sekitarnya, ikan memiliki strategi untuk menghadapi ancaman predator. Setiap ekor ikan memiliki satu pasang mata, namun apa yang terjadi apabila mereka hidup berkelompok? Kelompok ikan tersebut seakan-akan memiliki mata sebanyak dua kali jumlah ikan yang ada. Dengan cara seperti ini, mereka mampu mendeteksi keberadaan predator dan menginformasikan kepada anggota kelompok yang lain, arah gerakan untuk menghindari predator.

Membentuk kelompok secara bersama-sama nampaknya memberikan keuntungan kepada individu ikan untuk memperoleh perlindungan dari satwa predator. Namun di lain pihak, dengan membentuk kelompok, seekor individu akan memiliki resiko untuk berkompetisi untuk memperoleh makanan. Contoh di atas menunjukkan bahwa ikan mampu menghitung resiko yang akan diperoleh apabila mereka bergerak sendiri-sendiri dibandingkan dengan apabila mereka bergerak secara bersama-sama dalam sebuah kelompok. Dalam contoh yang ekstrim, seekor ikan akan memiliki resiko kematian hingga 100% apabila individu tersebut hidup sendiri, dan memiliki resiko mendekati 1% apabila hidup dalam kelompok. Namun dengan resiko individu memperoleh jatah makan yang lebih sedikit. Disini, kita bisa melihat nyata kerja sama antar satwa yang memberikan banyak keuntungan bagi anggota kelompoknya.

Mengapa bekerja sama?
Faktor apa yang menggerakan satwa untuk melakukan pengelompokkan?
Salah satu alasan utama terjadinya pengelompokan dan kerjasama antar individu adalah sifat altruistic yang ada di dalam satwa. Altruistic mengandung arti bahwa seekor individu lebih memilih mengorbankan diri dan memberikan keuntungan kepada individu yang lain. Sifat altruistic ini tidak hanya terjadi pada saat menghadapi predator, namun juga dapat terjadi pada kehidupan dalam keluarga binatang semisal pada kehidupan serangga.

Namun tidak semua binatang yang berkerabat dapat bersifat altruistic, sebagai contoh pada satwa-satwa vertebrata. Para ahli biologi telah lama memahami bahwa faktor lingkungan merupakan salah satu penyebab munculnya perilaku sosial. Sebagai contoh, untuk memiliki keturunan, satwa membutuhkan berbagai sumber daya termasuk makanan, teritori dan pasangan. Tanpa memiliki sumberdaya tersebut, seekor satwa lebih memilih membantu keluarganya untuk membesarkan saudaranya daripada gagal untuk bereproduksi seperti dalam berbagai species ikan, burung dan mamalia.

Bukankah, satwa di alam juga memiliki kemampuan berhitung?


Penulis Muhammad Ali Imron, peneliti bidang kehutanan dan hidrosains di TU Dresden, Jerman. Kontak: imbron@yahoo.com.

Selasa, 11 November 2014

Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa Tata Surya

A.      Pengertian Tata Surya
Tata surya terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk sembilan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai, dan satelit-satelit alami.
B.     Karakteristik Anggota Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari, sembilan planet dan berbagai benda-benda langit seperti satelit, komet, asteroid. Planet-planet berevolusi mengelilingi matahari dengan orbit (garis edar) yang berbentuk elip. Beberapa planet mempunyai satelit.datelit iini iberputar mengelilingi planet dan bersama dengan planet mengelilingi matahari. Jadi, tata surya merupakan sistem rotasi yang berpusat pada matahari.
1.      Matahari
o   Matahari merupakan bintang terdekat dengan Bumi yang menjadi pusat dari tata surya.
o   Jarak antara Bumi dan Matahari adalah 150 juta kilometer atau 1 SA.
o   Zat penyusun matahari berupa gas, dengan komposisi: hydrogen (75%), helium (20%), dan unsur lain (2%).
o   Suhu permukaan Matahari 6000 derajat Celsius dan bagian inti mencapai 15 juta derajat Celsius.
o   Matahari berotasi 25,04 hari dan mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi.
o   Massa Matahari adalah 333.000 kali massa Bumi.
o   Matahari dibagi menjadi 3 bagian:
v  Inti Matahari. Di bagian ini terjadi reaksi nuklir(pengubahan hydrogen menjadi helium dan energi). Suhunya mencapai 15 juta Kelvin.
v  Bola Matahari/fotosfer
v  Atmosfer Matahari(terdidi dari kromosfer dan korona).
o   Lapisan kulit Matahari dibagi menjadi 3,yaitu:
ü  Fotosfer
Kedalamannya 500 Km. Suhu fotosfer 6.000 Kelvin dan berkurang menjadi 4.500 Kelvin pada fotosfer bagian luar.
ü  Kromosfer
Lapisan kromosfer menjulang 12.000 Km di atas fotosfer dan memiliki tebal kira-kira 2.400 Km. Suhu kromosfer bagian atasnya 10.000 Kelvin.
ü  Korona(atmosfer Matahari bagian luar)
Suhu korona bagian luar mencapai 2 juta Kelvin.
2.        Planet
Planet adalah suatu benda gelap yang mengorbit sebuah bintang(Matahari). Hingga kini dikenal 9 planet sebagai anggota tata surya, Yaitu Merkurius, Venus, Buni, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Dan Pluto. Pada abad 17 dikenal 6 planet yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Dan Saturnus. Kemudian pada tahun 1781, Uranus ditemukan dan Neptunus pada tahun 1846, sedangkan Pluto ditemukan tahun 1930.  (Tjasyono, 2009: 32)
Pengelompokan planet:
Berdasarkan dijadikannya Bumi sebagai pembatas;
a.         Planet Inferor, yaitu planet yang orbitnya di dalam orbit Bumi mengitari Matahari.Planet yang termasuk planet inferior adalah Merkurius dan Venus.
b.        Planet Superior, yaitu planet yang orbitnya berada di luar orbit Bumi mengitari Matahari. Planet yang termasuk planet superior adalah Mars, Yupiter, Saturnus , Uranus, Neptunus, dan Pluto.

Berdasarkan dijadikannya lintasan asteroid sebagai pembatas;
a.       Planet Dalam,yaitu planet yang orbinya di sebelah dalam lintasan asteroid.Yang tergolong planet dalam adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
b.      Planet Luar,yaitu planet yang orbitnya di sebelah luar lintasan asteroid.Anggota planet luar adalah Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.

Berdasarkan ukuran dan komposisi bahan penyusunnya;
a.       Planet Terestrial/Kebumian,yaitu planet yang ukuran dan komposisi penyusunnya (batuan) mirip dengan Bumi.Yang termask planet terrestrial adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
b.      Planet Jovian/Raksasa,yaitu planet yang sangat besar dan komposisi penyusunnya mirip Yupiter(terdiri dari sebagian besar es dan gas hydrogen).Yang tergolong dalam planet Jovian adalah Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Hukum Gerakan Planet:
a.       Hukum I Kepler: ”Orbit (lintasan dalam mengitari Matahari) planet berbentuk elips dengan Matahari berada pada salah satu titik apinya.
b.      Hukum II Kepler:”Garis hubung planet-Matahari akan menyapu daerah yang sama luasnya dalam selang waktu yang sama.
c.       Hukum III Kepler:”Jarak rata-rata planet ke Matahari pangkat tiga dibagi periode sideris kuadrat merupakan bilangan konstan” atau “Pangkat dua kala revolusi planet sebanding dengan pangkat tiga jarak planet ke Matahari.

C.    Teori Terbentuknya Tata Surya
1.      Teori Nebula / Kabut
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh ruang alam semesta, karena proses pendinginan kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar. Proses ini mula-mula berjalan lambat, selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat menjadi semacam cakram. Sebagian besar materi mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari sedang sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya.
2.      Teori Tidal / Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffres pada tahun 1919. Menurut teori ini ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada waktu itu sebagian massa matahari tertarik dan lepas. Bagian-bagian yang lepas kemudian membentuk planet-planet.
3.      Teori Planetesimal
Teori ini dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlain, yang menyatakan bahwa matahari merupakan salah satu dari bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak. Ada sebuah bintang berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak terlalu jauh, sehingga terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari dan bintang tersebut. Sebagian massa dari matahari itu tertarik ke arah bintang, sebagian jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di sekitar matahari.
Moulton dan Chamberlain berpendapat bahwa massa yang terhambur di ruang angkasa inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dengan matahari sebagai pusatnya.
4.      Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh Hoyle. Hoyle mengemukakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang berdekatan. Satu bintang meledak, sehingga pecahannya berputar mengelilingi bintang yang tidak meledak. Gravitasi bintang besar yang tidak meledak menimbulkan perputaran. Bintang yang tidak meledak menjadi matahari, sedangkan pecahan bintang yang meledak menjadi planet-planet dan satelit.
5.      Teori Awan Debu
Teori ini dikemukakan oleh Von Wizsecken, ia berpendapat bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Pada 5.000 juta tahun yang lalu, gumpalan awan mengalami pemampatan, sehingga partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan serta membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.Semakin lama, gumpalan gas itu memipih membentuk cakram (tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepi). Bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu kemudian saling menekan, sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar yang disebut matahari.
Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin kemudian membeku dan menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya.
6.      Teori Proto Planet
Teori ini dikemukakan oleh astronom Jerman Carl Von Weizsaeker dan disempurnakan oleh P Kuiper, dan kawan-kawan. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke dalam menuju pusat awan, membentuk gumpalan bola, dan mulai berotasi. Karena rotasi cepat, maka gumpalan gas mulai memipih menyerupai bentuk cakram yaitu tebal di bagian tengah saling menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar. Bagian tengah yang berpijar inilah sebagai protosun (cikal bakal matahri), yang akhirnya menjadi matahari.
Bagian tepi (bagian yang lebih luar) yang berotasi sangat cepat menyebabkan bagian ini terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berotasi, akhirnya membeku menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya.

D.  TEORI USIA BUMI
Bumi merupakan salah satu planet dari tata surya kita, dan tak ada satu pun di antara planet-planet dalam tata surya mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya kehidupan seperti di bumi. Asal usul bumi seperti asal usul planet lain yang telah dikemukakan. Perhitungan penentuan umur lapisan bumi dan fosil banyak dikemukakan oleh teori, antara lain sebagai berikut.
1.        Teori Sedimen
Pengukuran usia bumi didasarkan atas perhitungan tebalnya lapisan sedimen yang membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk tiap tahunnya dan membandingkannya dengan tebal batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang ini, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kerak bumi. Berdasarkan perhitungan semacam ini, diperkirakan bumi terbentuk 500 juta tahun yang lalu.
2.        Teori Kadar Garam
Pengukuran usia bumi berdasarkan perhitungan kadar garam di laut. Diduga bahwa mula-mula laut itu berair tawar. Akibatnya sirkulasi air dalam alam ini, maka air yang mengalir dari darat melalui sungai ke laut, membawa garam-garam. Keadaan semacam itu berlangsung terus menerus sepanjang abad. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam tiap tahun, dan jika dibandingkan dengan kadar garam pada saat ini, yakni sebesar kurang lebih 340 tahun, maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.
3.        Teori Termal
Teori ini mengukur usia bumi berdasarkan perhitungan suhu bumi. Diduga, mula-mula bumi merupakan batuan yang sangat panar, yang lama kelamaan mendingin. Dengan mengetahui massa dan suhu bumi saat ini, maka ahli Fisika Bangsa Inggris Elfin memperkirakan perubahan bumi dari batuan yang sangat panas menjadi batuan yang dingin seperti ini memerlukan waktu 20.000 juta tahun.
4.        Teori Radioaktif
Pengukuran usia bumi yang dianggap paling akurat ialah perhitungan berdasarkan waktu peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalam perhitungan ini diperlukan pengetahuan tentang waktu paruh unsur-unsur radioaktif. Di antar isotope radioaktif yang dapat digunakan untuk maksud tersebut ialah Uranium-236(U238), Potasium -40 (K-40) dan Carbon -14 (C14). Isotop Uranium dan Potasium sangat baik untuk memberikan data tentang umur lapisan bumi, sedangkan isotope karbon (C) sangat bermanfaat untuk memberikan data tentang fosil.

DAFTAR PUSTAKA
Admiranto, A. Gunawan. 2009. Menjelajahi Bintang, Galaksi, dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.
Admiranto, A.Gunawan. 2000. Tata Surya dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.
Departemen Agama RI. 2002. Islam Untuk Disiplin Ilmu Astronomi. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam
Mulyo, Agung. 2009.Pengantar Ilmu Kebumian.Bandung:Pustaka Setia.
Tjasyono, Bayong. 2009. Ilmu Kebumian Dan Antariksa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
http://sukiran12.files.wordpress.com/2011/02/iad-5.pdf