Asik

Senin, 30 Juni 2014

Adakah sesuatu yang baru dari Matematika?



Ketika saya lulus SMA tahun 1997 dan memutuskan masuk ke jurusan matematika, beberapa guru dan teman bertanya, "Mengapa matematika?" Jawaban waktu itu hanya dua: karena saya suka matematika dan karena saya merasa bisa mendapatkan nilai di atas passing grade-nya. Jawaban kedua tentu saja yang paling penting waktu itu karena lolos Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) mungkin dapat diartikan lolos dari lubang jarum seleksi kehidupan. Masuk perguruan tinggi bergengsi cenderung diartikan penghidupan yang layak setelah lulus kuliah, walaupun kenyataannya tidak selalu demikian. Beberapa tahun setelahnya, ternyata saya masih mendapat pertanyaan yang serupa ketika memperkenalkan diri sebagai peneliti matematika: Penelitian matematika? Apa ada yang baru dari matematika? Bukankah 1+1 =2 selamanya? Jawaban yang diberikan berdasarkan pengalaman saya akan diuraikan dalam tulisan ini.

Penelitian di bidang matematika bisa dikategorikan menjadi dua kelompok berdasarkan motivasi penelitian tersebut: penelitian yang didorong oleh aplikasi matematika di bidang ilmu lainnya dan penelitian yang termotivasi oleh pengembangan bidang matematika itu sendiri. Kelompok pertama sekarang lebih dikenal sebagai matematika terapan dan kelompok kedua biasa disebut dengan matematika murni.

Penelitian dalam kelompok matematika terapan, sesuai dengan namanya, diawali dari masalah nyata yang bisa muncul dalam fisika, teknik, ekonomi, sastra dan bidang ilmu sosial. Untuk mencari contohnya sangat mudah. Di Eropa, ada pertemuan rutin matematikawan dengan dunia industri dalam lokakarya yang bertajuk the European Study Group with Industry yang diorganisasikan oleh kampus-kampus berbeda di Eropa. Serupa dengan itu, di Australia ada Mathematics in Industrial Study Group, sedangkan di Amerika ada Mathematical Problems in Industry. Dalam pertemuan ini pihak industri mempresentasikan masalah-masalah yang mereka hadapi yang sering kali membutuhkan metode matematika baru. Karena itu tidak jarang dalam proses merumuskan persoalan-persoalan nyata tersebut ke dalam persamaan bisa ditemukan metode matematika baru atau bahkan tercipta sub-bidang ilmu baru yang berbeda dan terpisah dari yang sudah ada.

Berdasar pengalaman saya sendiri semakin tinggi kita sekolah dan belajar, semakin tidak jelas batas antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya. Karena itu bukan hal yang aneh bila ada matematikawan yang sangat mengerti detil ilmu sel dan ada ahli biologi yang menguasai matematika tingkat tinggi. Juga banyak nama disiplin ilmu yang merupakan gabungan dua disiplin ilmu berbeda, seperti mathematical biology, biological mathematics, mathematical engineering, engineering mathematics, dan sebagainya. Beberapa perguruan tinggi bahkan mempunyai jurusan matematika dan jurusan teknik di tempat yang sama.

Sedangkan dalam matematika murni, penelitiannya didorong oleh keinginan mengembangkan matematika itu sendiri, terlepas apakah nanti penelitiannya bermanfaat atau tidak dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi si matematikawan sendiri terkadang juga tidak lebih dari sekadar main-main dengan angka. Berikut satu contoh hasil riset yang masih hangat baru diangkat dari penggorengan.

Ketika kita menaruh laptop di atas meja, kita menaruhnya dengan sangat hati-hati agar laptop tidak jatuh ke lantai. Namun terkadang meja tempat kita menaruh laptop tersebut penuh dengan barang-barang lainnya. Tanpa harus menurunkan barang-barang lain tersebut, berapa luas minimum meja yang harus tersedia supaya kita masih bisa menaruh laptop di atasnya?

Burkard Polster, matematikawan dari Monash University, Australia, membuat formulasi matematika dari pertanyaan di atas dalam sebuah artikel ilmiah yang dimuat online di arXiv:0906.0809. Sedikit kutipan pembukaan artikel tersebut: 

"I often work on my laptop in bed. When needed, I park the laptop on the bedside table, where the computer has to share the small available space with a lamp, books, notes, and heaven knows what else. It often gets quite squeezy.  

Being regularly faced with this tricky situation, it finally occurred to me to determine once and for all how to place the laptop on the bedside table so that its ‘footprint’ – the area in which it touches the bedside table – is minimal. In this note I give the solution of this problem, using some very pretty elementary mathematics." 

Tapi mungkin kita akan langsung bertanya, "Apa untungnya membuat rumusan matematika untuk masalah seperti ini? Mengatur laptop di atas meja dengan menggunakan ilmu kira-kira bisa jadi jauh lebih cepat dari pada dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan matematika."

Ajaibnya sering kali bidang ilmu matematika yang awalnya terlihat tidak ada gunanya seperti ini di kemudian hari dijumpai ternyata dibutuhkan di bidang ilmu lainnya. Ibaratnya seperti orang-orang yang membangun pagar tembok semaunya yang satu sama lain tidak saling bertegur sapa tapi kemudian beberapa tembok saling bertemu dan memotong tanpa sengaja.

Ketika hal ini terjadi, apakah bidang ilmu matematika murni tersebut lantas menjadi matematika terapan? Jawabnya bisa ya, bisa tidak. Karena itu kategorisasi matematika terapan dan matematika murni sesungguhnya tidak mempunyai batas yang jelas. Dan karena itu pula kesimpulannya selama manusia masih berpikir dan kehidupan masih berkembang, akan selalu ada yang baru dari matematika.

Penulis
Hadi Susanto, dosen di School of Mathematical Sciences, Nottingham University, Inggris.


Baca Juga:

7 (tujuh) Kelemahan Manusia (Karena Manusia itu Lemah….)
Conto Téks Panumbu Catur dina Acara Ngadeuheuskeun Pramuka di Sakola dina Raraga Ningkatkeun Kualitas Pendidikan
Sasakala Uyuy Jangkung
Percobaan Fisika Lucu dan Menarik
Download Kumpulan Soal dan Pembahasan UN Fisika SMA IPA


Minggu, 29 Juni 2014

Elektron Pembaca Pikiran


Tahukah kamu? Elektron bisa tahu lho kalau pintu sebelah ditutup atau dibuka tanpa perlu melewatinya, bahkan mampu membaca pikiran kita. Mari kita lakukan eksperimen berikut.

Perhatikan diagram 1, di sebelah kiri ada oven yang memproduksi elektron dan satu set sirkuit magnet yang mengarahkan elektron untuk bergerak ke kanan. Di tengah-tengah, kita tempatkan layar dengan dua celah yang kecil dan berukuran sama, satu di atas dan satu lagi di bawah. Kita sebut kedua celah tersebut sebagai celah A (atas) dan celah B (bawah). Di belakangnya lagi, kita taruh sebuah layar yang akan berpendar di lokasi tempat elektron menabraknya (layar berpendar/scintillation screen). Kita asumsikan bahwa kita bisa menutup dua celah A dan B tanpa saling mempengaruhi satu sama lain (independent).



Percobaan kita lakukan dengan jalan menembakkan elektron yang diproduksi oleh oven ke arah dua celah itu, dan mencatat lokasi di mana elektron itu menabrak layar berpendar. Bagian penting lain dari percobaan kita ini adalah elektron ditembakkan satu per satu, alias satu elektron dalam sekali waktu, misalnya sehari sekali kita tembakkan satu elektron. Dengan demikian tidak ada peristiwa 2 elektron atau lebih bisa masuk lewat satu celah secara bersamaan dan berinteraksi satu sama lain. Juga tidak akan ada peristiwa satu elektron masuk celah A dan satu elektron yang lain masuk celah B dalam waktu bersamaan.

Mari kita mulai percobaan kita. Pertama, kita tutup celah A dan buka celah B. Kita tembakkan elektron satu per satu, dan kita catat lokasi di mana elektron itu jatuh pada layar berpendar. Setelah menembakkan elektron satu demi satu dalam jumlah yang cukup banyak, kita akan mendapatkan distribusi dari lokasi jatuhnya elektron di layar berpendar. Perhatikan diagram 2. Mari kita sebut semua peristiwa dari percobaan pertama dengan celah A tertutup dan celah B terbuka beserta hasilnya sebagai peristiwa 1.



Selanjutnya, kita ganti dengan membuka celah A dan tutup celah B. Kita ulangi percobaan seperti di peristiwa 1 dengan menembakkan elektron satu per satu. Sekali lagi, setelah cukup banyak elektron yang kita tembakkan, kita akan mendapatkan distribusi akan lokasi elektron di layar berpendar yang berbeda dengan distribusi yang kita dapatkan bila celah A dibuka dan celah B ditutup. Perhatikan diagram 3. Kita sebut semua peristiwa dalam percobaan ini beserta hasilnya sebagai peristiwa 2.



Sekarang, kita buka kedua celah A dan B secara bersamaan. Kita tembakkan lagi elektron satu demi satu dan kita catat lokasi elektron di layar berpendar. Kita akan mendapatkan distribusi dari lokasi elektron yang berbeda dengan peristiwa 1 dan peristiwa 2. Perhatikan lagi diagram 1. Kita sebut semua peristiwa dan hasil dari percobaan dengan kedua celah dibuka secara bersamaan ini sebagai peristiwa 3.

Nah, setelah menganalisis secara detil hasil percobaan di atas, ada dua hal yang sangat menarik, yang menjadi perdebatan para ilmuwan dari awal abad ke-20 sampai sekarang. Yang pertama, ada titik-titik lokasi pada layar berpendar di mana kita menemukan elektron di peristiwa 1 atau 2, yaitu ketika salah satu celah dibuka dan celah yang lain ditutup, tetapi tidak ditemukan elektron di peristiwa 3 ketika kedua celah dibuka secara bersamaan. Ini adalah titik-titik tempat distribusi lokasi elektron di diagram 1 bernilai nol. Perhatikan titik M diagram 1.

Apa artinya ini? Mari kita misalkan titik M ini ada di peristiwa 1 di mana celah A ditutup dan celah B dibuka. Artinya ada elektron yang jatuh di titik M di peristiwa 1: elektron masuk lewat pintu B lalu jatuh ke titik M. Intuisi kita mungkin mengatakan bahwa ketika celah A juga dibuka seperti yang kita lakukan di peristiwa 3 (ingat celah B tetap dibuka) maka kita mengharapkan tetap akan ada elektron yang jatuh di titik M. Dengan kata lain, intuisi kita mengatakan seharusnya peristiwa 2 tidak akan berhubungan dengan peristiwa 1 (independent).

Hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium, seperti yang ditunjukkan di diagram 1, ternyata berbeda dengan harapan intuisi kita. Ini mengindikasikan bahwa elektron tahu kalau celah sebelah (celah A) ditutup atau dibuka tanpa perlu melewatinya. Kalau celah A dibuka dia akan berperilaku seperti yang dicatat di peristiwa 3 dimana elektron tidak menabrak titik M, sebaliknya kalo celah A ditutup, dia akan berperilaku seperti yang dicatat di peristiwa 2 di mana elektron masuk lewat celah B dan menabrak titik M dilayar berpendar. Jika benar begitu yang terjadi, maka ini adalah perilaku yang sangat misterius. Bagaimana benda mati bisa "melihat" dan "berperilaku" sesuai dengan penglihatannya. 

Yang lebih misterius lagi, karena pilihan penutupan atau pembukaan celah A bisa dilakukan ketika elektron masih dalam perjalanan dari oven ke layar dengan dua celah dan karena penutupan/pembukaan celah A tidak mempengaruhi perilaku elektron di perjalanan, maka hal di atas mengindikasikan bahwa elektron tahu pilihan kita untuk menutup atau membuka celah A bahkan sebelum kita melakukannya. Artinya elektron bisa membaca pikiran kita.

Percobaan semacam ini disebut sebagai delayed choice experiment dan merupakan karakteristik dari fisika kuantum, yaitu fisika yang mengklaim menjelaskan hal-hal tentang dunia mikro: elektron, proton, dll. Percobaannya tentu sangat detil dan melibatkan alat-alat ukur yang sangat sangat canggih dan berpresisi tinggi. Artinya alat-alat ini harus bisa membedakan antara hasil percobaan yang asli dengan gangguan/noise yang sangat-sangat kecil sekali.

Perlu diketahui bahwa peristiwa semacam ini tidak terjadi di dunia makro, misalnya kalau elektron diganti dengan kelereng atau bola, dll. Oleh karenanya, menggabungkan misteri tersebut di dunia mikro dan hal-hal intuitif di dunia makro adalah salah satu tantangan di fisika yang sampai sekarang tidak ada kebulatan suara di antara para ilmuwan.

Catatan
Setting percobaan semacam ini di fisika disebut sebagai percobaan dengan dua celah (double slit experiment) sebagai pembeda dengan percobaan dengan satu celah (single slit experiment). Percobaan ini pertama kali dilakukan oleh Young di abad ke-17 dengan menggunakan cahaya untuk membuktikan bahwa cahaya adalah gelombang. Sekarang kita tahu bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel yang disebut foton (photon). Elektron pada percobaan diatas juga bisa diganti dengan foton, proton, neutron, atau benda-benda mikro yang lain. 

Bahan bacaan
-        Roger Penrose, The Large, the Small, and Human Mind, Cambridge University Press, Cambridge, 1997.
-   J. S. Bell, Speakable and Unspeakable in Quantum Mechanics, Cambridge University Press, Cambridge, 1987.

Penulis

Jumat, 13 Juni 2014

Harti Organisasi jeung Conto Téks Rapat


Organisasi

Organisasi téh hartina pakumpulan, paguyuban atawa susunan jeung aturan rupa-rupa bagian (badan atawa pakumpulan) nepi ka sagala bisa jalan lancar. Sedengkeun istilah orgaisasi nyaéta istilah anu aya patula-patali jeung organisasi, misalna waé kecap-kecap : pupuhu hartina ketua, girang serat hartina sekretaris, panata harta sarua jeung bendahara.
Conto téks rapat
Miéling Isra jeung Mi’raj
Komar mangrupikeun Ketua OSIS SMAN 21 Garut anu kapancénan tugas pikeun mingpin rapat dina raraga persiapan miéling Isra Mi’raj. Jalanna rapat sapertos kieu:
Komar                         : “Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapa Pembina OSIS anu kusimkuring dipihormat. oge réng-réngan pangurus OSIS SMAN 21 Garut anu parantos sumping dina ieu saat. Mangga urang buka waé ieu acara rapat ku maca basmalah sasarengan.
Sadayanana     : “Bismillahirohmanirrohim”
Komar             : “Mangga urang langsung baé kana inti acarana nyaéta nangtoskeun naon waé kanggo acara Isra Mi’raj”
Aap                 : “Lebetan ti simkuring mah. Dina engké acara Isra Mi’raj téh dieusian ku acara lomba-lomba, sareng ngulem ustadz/ustadzah kanggo dakwahna”
Deden             : “Ari anu kitu mah, asana mah tos teu patos anéh ti taun kamari ogé. Kedahna aya anu benten deui. Sangkan henteu monoton.”
Lia                   : “Punten kasadayana, saur abdi mah sateuacan nangtoskeun acarana mangga urang ngadamel susunan panitiana. Supados janten tangtos.”
Pak Pepep       : “Muhun leres.”
Pangurus         : “Satuju…”
Dina salami rapat seueur pisan lebetan-lebetan ti anu ngiringan rapat. Sareng tos lami, rapat tos badé dugi kana akhir waktosana.”
Komar             : “Muhun, usulan ti sadayana parantos katampi. Ayeuna simkuring urang bacakeun baé hasil rapatna. Pupuhu kagiatan miéling Isra Mi’raj nyaéta Lucky, girang serat nyaéta Iis, sareng panata harta nyaéta Hastoro.”
                        “Acara kanggo rapat ayeuna ditutup heula, enjing dilajengkeun deui. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.”

Rapat nyaéta ngaréngsékeun hiji masalah anu teu acan karéngsékeun, ku jalan dimusyawarahkeun antara pupuhu jeung pangurus.
Dina rapat aya:
1.        Pupuhu, nyaéta anu mingpin rapat.
2.        Notulén, nyaéta anu nulis sagala hal anu patali jeung aya dina rapat.

Sabtu, 07 Juni 2014

7 (tujuh) Kelemahan Manusia (Karena Manusia itu Lemah….)



Sering kali kita merasa tidak butuh Allah, karena merasa semua bisa kita kerjakan. Padahal kita hanyalah manusia yang lemah dan tidak berdaya. Allah berfirman :”Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah” (An-Nisa [4]: 28)

Sebagian besar manusia memiliki kelemahan-kelemahan berikut:

1. Pengetahuan agamanya kurang;
Sebagian besar manusia tidak lagi peduli dengan keislaman mereka. Sistem sekuler membuat mereka lebih memilih dunia daripada Islam. Pendidikan umum diminati banyak orang, sementara pendidikan Islam dijauhi karena mereka anggap tidak menghasilkan harta dan kenikmatan dunia.

Padahal Islam menjadi sangat penting untuk dipelajari. Karena dengan pengetahuan yang banyak akan membuat kita lebih kuat menghadapi masalah. Beban-beban bisa teratasi dengan baik. Untuk ilmu dunia saja kita seringkali rakus. Tetapi saying, untuk ilmu agama kita sering menunda-nunda. Kalau malas belajar agama, maka kita akan menjadi orang yang kurang pengetahuan agama. Dari inilah setan aan muncul dan menggoda kita untuk selalu was-was dalam setiap hal.

Agama Islam memberikan aturan, syariah, dan hukum yang jelas dan tidak ngawur. Maka bila seseorang memahaminya dengan baik, mengamalkan dengan sekama, hidupnya akan tertata dengan baik pula.

Lebih indah dengan Islam manakala kita tahu Islam itu apa. Rakus akan ilmu Islam tidaklah masalah. Semakin banyak buku agama yang dibaca maka akan semakin baik buat jiwa. Pikiran tenang, hati pun tenteram, tidak tergesa-gesa, dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan hidup. Tidak ada lagi was-was, khawatir, atau yang lainnya.

Allah akan mengangkat kedudukan orang-orang yang beriman dan diberikan ilmu di antara kalian beberapa derajat. Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Mujadilah [58]: 11)

Jadi, tidak akan rugi mereka yang berilmu. Seharusnya kita tidak kenal menyerah dalam belajar. Muslim meriwayatkan di dalam Shahih-nya, Yahya bin Abi Katsir berkata: “Ilmu tidak akan diraih dengan tubuh yang banyak bersantai-santai.”

Ada yang mengatakan, “Barangsiapa yang ingin hidup santai (di masa depan, akhirat) dia harus meninggalkan banyak bersantai-santai (di dunia).”

2. Sedikit mengingat Allah;
Hati ibarat sebuah rumah yang harus dilindungi dari serangan musuh. Seorang mukmin harus membentengi hatinya dengan dzikrullah. Tidak ada perisai yang lebih ampuh untuk menahan gempuran setan daripada dzikrullah. Hati yang kering dan kosong dari dzikrullah adalah sasaran yang empuk bagi setan untuk melancarkan serangannya.

Mengapa kita begitu mudah mengingat dunia? Segala hingar binger dan riuh rendah peonanya membuat kita selalu ingat pada dunia. Lalu kenapa tidak kepada Allah kita mengembalikan seluruh cinta dan pengharapan kita?

Saat didera masalah kita langsung mencari konsultan terbaik, mencari orang yang paling bisa mendengar dan memberi masukan. Tapi kita lupa bahwa dengan dzikir, kita bisa lebih tenang. Kita bisa lebih mampu menata hati.

Lisan kita harus basah oleh dzikir. Coba bandingkan dengan saat kita mendengarkan musik atau mendengar suara lainnya. Hasilnya akan sangat berbeda. Dzikir bisa membuat hati kita lebih tenang dan lebih nyaman.

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Al-Ahzab [33]: 41)

Perintah Allah sudah sangat jelas. Kita diminta untuk memperbanyak berdzikir, agar kita menjadi semakin tenang. Dzikir inilah yang akan menghidupkan hati kita.

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dan yang tidak, seumpama orang hidup dan orang mati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Apakah kita mau menjadi orang yang mati sebelum mati? Raga masih bernyawa tapi tanpa makna dan penuh hampa.

Nabi SAW pernah bertanya, “Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik, yang paling bersih disisi Rabbmu, yang paling tinggi dalam derajatmu, lebih baik dari emas dan perak yang kamu berikan, serta lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu lalu kamu potong lehernya atau mereka memotong lehermu?” Para sahabat lalu berkata, “Apakah itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW bersabda, “Dzikrullah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Seringkali kita sibuk dengan warna-warni dunia yang silau dan menyilaukan. Tapi sejenak marilah kita mencoba sibuk dengan dzikrullah. Membasahi lidah dengan bacaan yang baik. Agar Allah mengenal kita sebagai hamba yang beryukur.

“Dua kalimat ringan diucapkan lidah, berat dalm timbangan dan disukai oleh Allah, yaitu kalimat: Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘Adzhim (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya, Mahasuci Allah yang Maha Agung).” (HR. Bukhari)

3. Kurang akal;
Sebagian besar manusia juga memiliki kelemahan kurang akal. Bukan berarti mereka gila, tetapi mereka tidak cukup cerdas dalam mengelola nafsunya. Mereka sering menderita was-was dan ragu-ragu dengan keputusan dan pilihan hidupnya.

Was-was bisa saja mendera pikiran dan hati kita. Terutama saat ingin beribadah pada Allah. Selalu ada rasa yang dating tiba-tiba. Merasa kurang yakin dengan apa yang kita lakuan. Merasa kurang sreg dengan apa yang sudah kita mulai kerjakan.

Dari sinilah kita kembali menyimpulkan bahwa kita ini makhluk yang lemah. Kelemahan ini menjadi tabiat awal manusia. Mereka tidak mampu memberi kekuatan dan kelebihan. Mereka juga tidak mampu menahan sebuah musibah yang menimpa mereka.

Selain itui, kita juga memiliki nafsu. Dengan nafsu inilah kita diberi kemampuan untuk meiliki keinginan dan kemauan. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa yang ia inginkan, yaitu: wanita, ana-anak, harta yang banyak baik itu emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali Imran [3]: 14)

Jadi nafsu merupakan fitrah yang Allah berikan kepada manusia sebagai nikmat baginya sekaligus ujian.

4. Manusia suka berkeluh kesah;
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh esah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (Al-Ma’arij [70]: 19-20)

Cobalah amati status teman-teman kita di facebook atau twitter. Mereka sering sekali berkeluh kesah. Bila dikasih rezeki makanan yang enak, mereka makan berlebihan hingga kekenyangan. Mereka pun mengeluh kenyang, gerak tidak nyaman, dan perut sesak rasanya mau muntah. Tapi ketika diberi lapar, melilit perut mereka sedemikian rupa, teman-teman akan mengeluh lapar. Dikasih kenyang mengeluh, dikasih lapar juga mengeluh.

Itulah manusia, sarat dengan keluhan dan kekurangsabaran. Kalau tidak bisa sedikit mengerem diri kita maka akan berakibat baik pada diri kita sendiri. Sementara bila kita terbiasa mengeluh, hanya akan mengerdilkan posisi kita sebagai seorang manusia.

Bersyukurlah setidaknya satu kali dalam sehari. Bersyukurlah atas pekerjaan kita, kesehatan kita, keluarga kita, atau apapun yang dapat kita syukuri.

Jangan mengeluh bila kita menghadapi kesulitan, tetapi lakukanlah hal berikut. Tutuplah mata kita, tarik nafas panjang, tahan sebentar dan kemudian hembuskan pelan-pelan dari mulut kita, buka mata, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa suatu saat nanti kita akan bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.

Anggaplah masalah besar adalah tanda bahwa Allah berkehenda menguji kita untuk naik tingkat ke level yang lebih baik (kematangan, kedewasaan, dan lain-lain)

Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila kita sedang bersama teman-teman yang sedang mengeluh dan beri tanggapan yang positif atau tidak sama sekali.

5. Manusia suka berputus asa;
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (Hud [11]: 9)

Kita harus mampu berterima kasih kepada Allah. Allah sebagai sumber harapan dan tujuan kita. Bila hidup tanpa harapan, ia seperti berputar-putar di sebuah labirin. Hilang arah dan tak tentu mau kemana. Bila sudah seperti ini, siapa yang akan menuai hikmahnya.

6. Menjalani hidup tanpa adanya tujuan yang jelas
Banyak orang yang hidup tida menentu. Seolah-olah mereka tidak memiliki tujuan, cita-cita, ataupun harapan yang ingin merea wujudkan semasa hidup. Banyak orang yang hidupnya hanya penuh dengan angan-angan kosong. Mereka hanya bermimpi, akan tetapi tidak memiliki keinginan atau strategi untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka tersebut.

Universitas Yale mengumpulkan alumni mereka yang telah tamat sepuluh tahun yang lalu. Pihak universitas mencoba untuk mengetahui tingkat keberhasilan para alumni setelah mereka menyelesaikan studi di perkuliahan.

Ternyata, sebanyak 83% dari mereka yang hadir tidak memiliki tujuan dan orientasi yang jelas dalam hidup. Sebagao kesimpulan, mereka hanya berusaha dan bekerja segiat mungkin hanya untuk bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan keluarga. Hanya itu dan tidak ada yang lain.

Namun, ada sekelompok orang, yaitu sebanyak 14% dari mereka yang memiliki tujuan yang jelas dalam hidup. Akan tetapi, tujuan yang mereka inginkan tidak mereka tulis. Mereka juga tidak menuliskan langkah-langkah ataupun program-program yang harus mereka tempuh untuk sampai pada tujuan tersebut. Tapi, kelompok ini tiga kali lebih baik daripada kelompok sebelumnya.

Kelompok terakhir, yaitu 3% dari mereka memiliki tujuan yang jelas sekaligus menuliskannya di atas kertas. Selain itu, mereka juga menyusun langkah-langkah tertulis untuk bisa mencapai tujuan mereka. Kelompok terakhir ini sepuluh kali lebih baik daripada kelompok pertama.

Penjelasan di atas memaparkan kepada kita bahwa tujuan ataupun orientasi merupakan suatu hal yang penting dalam hidup. Dengan adanya langkah-langkah yang kita susun, aan memudahkan kita untuk sampai pada tujuan. Selain itu, semua ini harus dibekali juga dengan tekad dan keinginan untuk mencapai tujuan tersebut.

Allah Ta’ala berfirman: “Kataanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas (melakukan dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah.” (Al-Zumar [39]: 53)

7. Manusia mudah ingkar;
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Ibrahim [14]: 34)

Kecenderungat kita adalah suka melihat mereka di atas kita dalam hal nikmat dunia. Sudah diberi sepeda, masih minta sepeda motor. Sudah diberi motor, masih minta mobil. Sudah diberi mobil masih minta yang lebih mewah dan lebih baru.

Manakala kita hanya kembali kepada Allah, hidup kita akan bahagia. Saat kita mau diatur oleh Allah maka hidup kita akan semakin bahagia. Tidak ada aturan yang dilanggar, tidak ada yang didzalimi dan semua aman dan nyaman sesuai dengan ketentuannya.

Berarti Kita akan selalu Butuh Allah
Kita dapat menarik kesimpulan, bahwa kita memang benar-benar hamba yang lemah dan tidak berdaya. Maka tidaklah salah dan tidaklah keliru bila kita melibatkan Allah dalam setiap keputusan kita.

Allah Ta’ala akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta’ala.

Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim berkata: “Para ulama mengatakan: Makna husnuzhan kepada Allah adalah yakin bahwa Allah akan merahmatinya dan mengampuninya.” Kemudian dia mengatakan pula: “Al-Qadhi berkata: Mengampuninya jika seorang hamba meminta ampun, menerimanya jika seorang hamba bertaubat, mengabulkannya jika seorang hamba memohon, dan mencukupinya jika seorang hamba meminta. Ada pula yang mengatakan bahwa maksudnya adalah mengharap pengampunan.”

Baca juga:
Pengelompokkan Bentuk Pemerintahan menurut Aristoteles dan Polybius
Conto Téks Panumbu Catur dina Acara Ngadeuheuskeun Pramuka di Sakola dina Raraga Ningkatkeun Kualitas Pendidikan
Lalampahan ka Lingkung Seni Singa Depok Budaya Mekar dina Kagiatan Saba Budaya
Percobaan Konsep Fisika dalam Permainan Anak-anak
Download Kumpulan Soal dan Pembahasan UN Fisika SMA IPA