Asik

Jumat, 15 Februari 2013

Teori Proses Penciptaan Alam Semesta

     















Semua benda di langit yang tersebar di jagat raya disebut alam semesta. Luasya tak terhingga, tak berujung dan tak bertepi. Di dalam alam semesta terdapat kelompok-kelompok bintang yang berkerumun dengan jumlah tak terbilang. Setiap kelompok bintang tersebut dinamakan galaksi (galaxy). Salah satu di antaranya bernama galaksi Bima Sakti (Milky Way).
     Kajian (study) mengenai sifat, evolusi, dan asal alam semesta (universe) disebut Kosmologi. Para ahli-ahli astronomi sepakat bahwa teori Big Bang (Dentuman Besar) dan teori bola api purba merupakan teori pembentukan alam semesta, walaupun kesimpulannya masih mengandung ketidakpastian. Gagasan ini pertama kali ditemukan oleh ahli astronomi Belgia, Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1927.

1. Teori Big Bang (Dentuman Besar)
    Gagasan Big Bang didasarkan pada alam semesta yang berasal dari keadaan panas dan padat yang yang mengalami ledakan dahsyat yang mengembang. Pada model Big Bang, alam semesta 100000000000 tahun yang lalu secara terus-menerus berekspansi sehingga pada keadaan yang lebih dingin (pergeseran merah galaksi) seperti sekarang.
    George Gamaw (Fisikawan) mengkaji model alam semesta ini dan menghitung ledakan yang menghasilkan sejumlah besar letupan foton-foton. Ia memprediksi foton ini tergeser merah oleh ekspansi alam semesta yang diamati sekarang dengan foton radio dan temperatur 3K merupakan penjelasan yang baik sebagai radiasi latar (background radiation) yang ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson di Amerika tahun 1965.
    Galaksi mengandung hidrogen sekitar tiga lebih banyak dari pada helium. Pengamatan ini dapat dijelaskan sebagai akibat dari pendinginan alam semesta setelah dentuman besar. Begitu alam semesta menjadi dingin, netron dan proton bergabung membentuk inti helium pada 10 milyar derajat, menyisakan kelebihan proton sebagai inti hidrogen.

2. Model Keadaan Tunak (Tetap)
    Teori keadaan tunak diusulkan pada tahun 1948 oleh H. Bondi. T. Gold dan F. Hoyle dari universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Dalam model keadaan tunak (mantap), tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Dalam model keadaan tunak (mantap), tidak ada bola api kosmik, karenanya radiasi latar (background radiation) bukan temperatur 3K. Jika identifikasi radiasi ini benar, maka hipotesa keadaan tunak adalah salah. Tetapi jika diperoleh penjelasan lain untuk radiasi 3K maka seluruh persoalan (subject) dapat dibangkitkan kembali. Selama tahun 1960-an, dari astronomi radio jelas terkesan bahwa densitas ruang (jumlah per kubik parsec) galaksi yang mengemisikan radio lebih jauh jaraknya pada masa yang lalu dari pada masa sekarang. Tampaknya gagasan ini berbeda alam semesta selalu sama dan rupanya menyimpang dari model keadaan tunak.

3. Model Osilasi
    Teori Osilasi menduga bahwa alam semesta tidak ada awal dan tidak ada akhirnya. Dalam model Osilasi dikemukakan bahwa sekarang alam semesta tidak konstan, berekspansi yang dimulai dengan dentuman besar, kemudian beberapa waktu yang akan datang gravitasi mengatasi efek ekspansi ini sehingga alam semesta akan mulai mengempis (collapse), akhirnya mencapai titik koalisensi (gabungan) asal dimana temperatur dan tekanan tinggi akan memecahkan semua materi ke dalam partikel-partikel elementer (dasar) sehingga terjadi dentuman besar baru dan ekspansi mulai lagi. Alam semesta mungkin telah dimulai dalam sebuah dentuman besar, atau mungkin berada dalam keadaan tetap atau dalam berosilasi.
    Alam semesta maha luas yang terus berubah oleh peristiwa yang terjadi pada bintang dan galaksi. Bintang selalu menyusut, jika ukuran kritis atau radius schwarzchild dilampaui maka disebut lubang hitam. Radius schwarzchild adalah ukuran kritis yang harus dicapai agar massa bintang menjadi cukup rapat untuk menjerat cahaya dalam medan gravitasinya.
    Matahari termasuk dalam galaksi Bimasakti yang terdiri dari 100 milyar bintang, kelompok bintang globular (berbentuk bulat), sejumlah gas dan debu. Galaksi kita adalah sistem yang berbentuk ceper dengan diameter 30 kpc (kiloparsek) dengan konsentrasi yang lebih padat dalam inti galaksi. Matahari terletak 10 kpc dari pusat inti galaksi.



Baca juga:
Pengelompokkan Bentuk Pemerintahan menurut Aristoteles dan Polybius
Conto Téks Panumbu Catur dina Acara Ngadeuheuskeun Pramuka di Sakola dina Raraga Ningkatkeun Kualitas Pendidikan
Lalampahan ka Lingkung Seni Singa Depok Budaya Mekar dina Kagiatan Saba Budaya
Percobaan Konsep Fisika dalam Permainan Anak-anak
Download Kumpulan Soal dan Pembahasan UN Fisika SMA IPA

Tidak ada komentar: